Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Warung di Kampung Berjasa bagi Petani

1 Oktober 2023   19:37 Diperbarui: 2 Oktober 2023   03:22 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung kopi terbuat dari kayu di kampung berjasa bagi petani. Foto dokpri

Warung nasi di desa. Foto dokpri
Warung nasi di desa. Foto dokpri

2. Warung nasi dan toko kelontong
Warung nasi di kampung saya adalah warung nasi pecel dan nasi lainnya. Buka mulai pukul 05.00 WIB sampai makanan itu habis.
Pemilik warung akan membandrol satu piring nasi pecel bervariasi mulai dari Rp4.000 hingga Rp6.000 dengan lauk tempe goreng dan penyek.

Dengan harga semurah itu, keberadaan warung sangat berjasa bagi warga terlebih seorang buruh tani yang gajinya tidak menentu. Beli nasi di warung ini tentunya bayar langsung, tidak ada bon. Kalau pagi, musim anak sekolah cukup ramai pembeli.

Satu lagi warung yang berjasa bagi buruh tani di kampung menurut saya adalah warung kelontong. Saya katakan warung kelontong karena selain menyediakan bahan makanan untuk diolah juga ada sayuran siap makan. Sayuran tersebut adalah titipan dari salah seorang warga.

Kenapa bisa dikatakan berjasa? Yuup tentunya kembali kepada penghasilan petani atau buruh tani yang minim dan musiman. Warung kelontong ini menerim pembayaran dengan beras atau utang. Mereka membayar utang yang setiap panen padi, 4 bulan sekali.
Bahkan jika pembeli atau warga yang tanahnya ditanami tebu, dia bayar ke warung tahunan, karena tebu panennya satu tahun sekali.

Bisa kita bayangkan setiap hari warung kelontong harus belanja ke pasar dengan kontan, setelah tiba di lapak banyak yang catat dulu.
Uniknya, warga tidak berani utang di pagi hari. Minimal bawa beras untuk ditukar dengan bahan sayuran atau sayur mateng. Jika ingin utang minimal di atas pukul 08.00 WIB.

Pemilik warung kelontong harus punya modal berlipat ganda untuk belanja setiap hari. Saat warga bayar utang, mereka harus bisa menabung untuk kelangsungan usahanya.

Namun, menurut ipar saya yang buka warung kelontong, setiap harinya ada pemasukan untuk belanja. Jika uang yang didapat hari itu tidak cukup untuk belanja dini hari, baru ambil tabungan.

Semoga warung-warung usahanya lancar agar memberi manfaat kepada warga.

Terima kasih telah singgah, salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun