Tidak semua orang menerima tonjokan, hanya orang tertentu saja. Akan tetapi untuk satu Rt itu wajib diberi tonjokan. Bisa dikatakan harus diwewehi.Â
Tonjokan selanjutnya diberikan kepada kerabat, kepala desa, perangkat dusun dan teman, orang lain yang dianggap penting.
3. Isi tonjokanÂ
Isi dari rantang setiap penerima berbeda. Pada umumnya adalah nasi, sayur tempe Lombok hijau, mie goreng, tahu 2 iris, ayam bumbu kuning 1/12 potong atau telur 2 buah.
Jika nonjok kepada orangtua atau dituakan, yang membedakan adalah besaran ayamnya. Misalnya Pak Ji yang nonjok kepada kami dengan menggunakan ayam panggang satu ekor, nasi satu bakul besar dan aneka masakan satu rantang.
4. Warga BerkumpulÂ
Tonjokan biasanya akan dilaksanakan 2-7 hari sebelum acara pernikahan berlangsung. Saat waktunya nonjok, warga terutama kaum ibu-ibu akan rewang (bantu) di dapur.Â
Mereka ada yang membawa jagongan (undangan dengan bahan pokok). Jika tidak membawa, jagongan akan dibawa saat hari pernikahan. Intinya bukan sekadar jagong atau rewang. Saat tonjokan, warga bisa berkumpul, bersenda gurau.
***Â
Wasana Kata
Seperti dikatakan sebelumnya, tradisi itu mengandung simbol. Ada pesan yang ingin disampaikan. Begitu pun dengan tonjokan. Â