Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga suka cerita, Petani, Pengusaha (semua lagi diusahakan)

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jemaah Haji Reguler Telantar? Berikut Kisah Saya

25 Juli 2023   16:27 Diperbarui: 26 Juli 2023   15:02 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi antri di toilet wanita, Mina. 2023. Foto dokpri

Saya melihat teman-teman masuk tenda tidak karuan. Ada yang minta air, makan, tempat untuk rebahan, sementara di dalam tenda sudah penuh, sesak.

Saya pun keluar tenda menuju tenda laki-laki (masih satu KBIHU) mencari nasi untuk jemaah perempuan. Setelah mendapat izin dari jemaah yang menjaga kotak nasi, saya pun membagikannya kepada jemaah yang baru datang dari Muzdalifah. Selain nasi ada juga susu UHT, air mineral, jeruk. 

Hari pertama di Mina, 10 Zulhizah layanan makan tidak teratur, ditambah tenda tidak bisa menampung jemaah, terutama tenda perempuan.

Namun, kami tidak sampai mabit di luar tenda, karena petugas haji segera memindahkan sebagian jemaah perempuan ke tenda KBIHU lain yang masih longgar. Ada juga jemaah yang pindah secara mandiri. 

Jemaah yang pindah sendiri ke tenda lain ini lah yang sering tidak mendapat jatah makan, karena petugas tidak tahu mereka pindah ke mana. Apalagi ada jemaah yang memutuskan di bawah jalan layang. 

Akhir Kata

Situasi antri di toilet wanita, Mina. 2023. Foto dokpri
Situasi antri di toilet wanita, Mina. 2023. Foto dokpri

Dari peristiwa yang saya dan teman-teman alami. Saya teringat pesan pimpinan KBIHU Multazam, KH. Mustaqim Basyari. di sela-sela ceramahnya. Kita merasa susah, telantar karena sudah merasakan nikmat, kesenangan. Jadi bisa membandingkan bagaimana telantar dan tidak. 

Misalnya, ketika naik bus berdesakan, kita merasa susah karena terbiasa naik kendaraan pribadi. Sejatinya susah senang, suka duka adalah nikmat, ujian yang harus disyukuri.

Coba tengok ke belakang (kalau ke depan bukan tengok ya? He he ... Tahun-tahun sebelumnya mungkin ujian berhaji lebih berat dari ini. Mereka harus masak, tenda di Arofah, Mina tanpa alas kasur, kamar mandi sedikit, jauh pula.

Tidak perlu membandingkan situasi berhaji dengan keadaan di rumah atau hotel karena tidak sebanding. Pahala dan ujiannya pun tidak sebanding. Begitu yang saya tangkap dari isi ceramah Mbah Kyai, sapaan pimpinan KBIHU Multazam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun