Sekitar 21 yang lalu, kami memulai menanam benih padi, tepatnya 14 April 2023. Perhitungan kami sebelum Juli harus sudah panen dan segera menanam palawija.
Waktu itu curah hujan cukup bagus, setelah panen, segera menabur benih. Curah hujan cukup membantu dalam pengairan, tetapi hujan semakin jarang, bahkan cuaca panas sangat terik. Sementara tanaman padi memerlukan cukup banyak air.
Umur padi 15-50 hari memerlukan penggenangan air sekitar 2-3 cm, setelah itu boleh macak-macak. Cuaca sangat terik memengaruhi keadaan air di pesawahan, air cepat menyerap ke dalam tanah. Jika tidak segera diairi, tanaman padi akan kering, tanah pecah-pecah.
Kebutuhan air untuk tanaman padi selain dari air hujan adalah irigasi, tetapi irigasi di daerah saya kurang berfungsi. Para petani membuat sumur sendiri baik dibantu oleh mesin diesel atau tenaga listrik.
Dampak Panas Ekstrem terhadap Tanaman Padi
Perubahan iklim akibat pemanasan global tidak dapat dihindari dan ini akan berdampak pada segala sektor, termasuk pertanian.
Panas ekstrem memengaruhi sektor pertanian, baik secara langsung atau tidak. Pengaruh terik secara langsung seperti kerusakan tanaman, pertumbuhan akar dan pucuk tidak sempurna. Sementara pengaruh tidak langsung adalah menurunnya hasil panen, kenaikan biaya produksi dan lain sebagainya. Pada
Cuaca panas juga menyebabkan penurunan kesuburan tanah, padahal ini faktor utama yang berkontribusi terhadap pertanian, kehutanan, ladang.Â
Berdasarkan penelitian yang saya kutip dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), setiap 1 derajat kenaikan suhu di malam hari akan menurunkan 10 persen tingkat kesuburan padi.
Berikut dampak cuaca terik ekstrem bagi tanaman padi
- Pertumbuhan tanaman tidak sempurna
Tanaman padi bisa tumbuh subur dan menghasilkan bulir gabah yang berisi karena saat proses fotosintesis sempurna. Faktor yang mendukung proses fotosintesis tanaman adalah air, cahaya, karbondioksida dan klorofil.
Tanaman yang mengalami kekeringan karena cuaca panas atau kurang air dapat menurunkan proses fotosintesis. Akibatnya  pertumbuhan dan produktivitas padi berkurang.
Dalam hal ini petani harus ekstra mengairi, minimal 3 hari sekali. Atau ketika macak-macak segera dialiri air hingga benih padi beranak.Â
Tanda tanaman padi sudah beranak adalah tanah yang renggang tidak terlihat. Kondisi ini air cukup macak-macak, tidak sampai menggenang.
- Cuaca terik memicu berkembangnya hama
Cuaca terik selain berdampak langsung pada tanaman padi, juga memicu berkembangnya organisme pengganggu tanaman atau sering disebut hama.Â
Pada umumnya hama yang muncul adalah penggerak batang, belalang, tikus.Â
Untuk membasmi hama, petani biasanya menggunakan insektisida. Namun, hindari penggunaan obat kimia secara berlebih. Juga jangan menggunakan perangkap tikus listrik.
Menjebak tikus dengan alat listrik, alih-alih tikus mati, malah banyak petani yang kena imbas, dia terjebak sendiri oleh jebakan listrik.
Upaya Menghadapi Cuaca Ekstrem Sebelum Tanam
Cuaca panas atau hujan adalah fenomena alam yang tidak bisa dihindari, tetapi bisa diupayakan agar tidak terlalu berdampak. Jika curah hujan tinggi mengakibatkan banjir, sedangkan cuaca panas berdampak kekeringan. Hal ini tentunya berdampak pada produksi padi.
Untuk memperoleh produksi padi yang optimal di tengah perubahan iklim yang tidak menentu, perlu adanya upaya.
Upaya tersebut misalnya, petani membuat pola tanam. Pola ini erat kaitannya dengan ketersediaan air dan pengendalian organisme pengganggu tanaman atau hama, suhu udara, bibit unggul.
Pola tanam dalam satu tahun ada 3 pola, yakni:Â
- Dua kali menanam padi dan satu kali menanam palawija. (Padi, padi, palawija).Â
- Ada pula pola tanam padi terus dalam satu tahun (padi, padi, padi)
 - Pola tanam ketiga adalah berselang (padi, palawija, padi).
Manakah yang lebih baik? Tidak ada yang lebih baik. Tergantung dari wilayah dan iklim. Jika petani bisa memilih pola tanam dengan cerdas, akan menghasilkan panen yang maksimal.
Untuk wilayah saya, umumnya memakai pola tanam padi, padi dan palawija. Menanam palawija diusahakan tidak lebih dari bulan Agustus.Â
Ada pula yang menggunakan pola tanam padi terus, hal ini setelah melihat ketersediaan sumber air.
Jika pola tanam sudah dibuat, tetapi iklim tiba-tiba berubah seperti sekarang ini, petani harus siap dengan pengairan. Pengairan bisa dari irigasi, tetapi air irigasi tidak mencukupi kebutuhan, sehingga banyak petani yang membuat sumur pompa.
Dampak jika semua petani membuat pompa, lama-lama sumber air semakin mengecil, terlebih digunakan secara bersamaan.
Upaya lain menghadapi cuaca ekstrem, petani berusaha menggunakan bibit unggul yang tahan cuaca panas. Semoga beberapa tahun lagi menemukan bibit unggul tersebut.
Upaya lain agar tanaman padi subur di tengah  cuaca ekstrem menurut beberapa sumber adalah dengan penggunaan pupuk organik. Namun, pupuk organik di wilayah saya kurang peminatnya.Â
Yup, ke depannya kita cari tahu kenapa pupuk organik tidak dilirik petani.Â
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H