Membangun kepedulian terhadap sesama
Ramadan mengajarkan kita untuk saling berbagi kebahagian dan keberkahan. Begitu juga dengan Idulfitri. Silaturahmi saat lebaran menjadi momen untuk berbagi kepada kerabat, tetangga dan orang yang membutuhkan.
SIlaturahmi pun bukan saja dilakukan oleh orang dewasa, anak-anak yang telah mengerti akan datang secara berkelompok. Hingga malam kedua, banyak anak-anak datang ke rumah, baik dari luar desa atau lingkungan.
Saya dan suami tidak mengenal mereka, tetapi anak-anak ini mengenal suami, tampak dari ucapannya yang menyebut nama suami.
“Muter ke mana wae? duduk ya, dimakan jajannya,” ucap saya setelah mereka salam.
Setelah anak-anak itu mencicipi kue lebaran dan mendapat angpau, mereka akan pamit dan berkunjung ke rumah yang lain. Tradisi ini dilakukan malam hari setelah salat magrib hingga pukul 21.00 WIB.
Namun, tidak semua rumah mereka kunjungi, hanya rumah yang pintunya terbuka dan mereka kenal.
Bagi-bagi angpao mungkin daya tarik sebagian anak untuk silaturahmi. Hal ini mengajarkan anak agar tidak pelit.
Anak saya cewek, karena sudah besar, dia yang kebagian ngisi amplop lebaran dan memberikannya pada anak-anak baik kerabat atau anak lain.
Silaturahmi saat lebaran memberi kesan dan akan menjadi kenangan bagi anak-anak kelak. Jika hal baik akan mereka tiru.