Lebaran identik dengan kue-kue enak., Baik itu membuat sendiri atau membeli.
Setiap kue lebaran memberi kesan tersendiri bagi kita karena ada hanya saat lebaran saja.
Hari-hari biasa sebenarnya bisa membuat dan memakannya, tetapi tidak senikmat hari Idulfitri.
Itulah keberkahan di hari kemenangan umat Islam. Setelah berpuasa sebulan lamanya, apapun yang ada di meja makan nikmatnya luar biasa.  Â
Namun sayang, sejak tidak lagi merayakan lebaran dengan Mimi di Majalengka, ada kue lebaran yang pernah lagi saya nikmati.
Ini bukan kue mewah, bahkan ini bukan jenis kue. Mimi itu panggilan saya kepada Ibu, dia tidak bisa membuat kue. Â Saat lebaran tidak ada kue nastar, kastengel, putri salju, seprit atau kue lidah kucing.
Jika saya menanyakan nama-nama kue tersebut, Mimi selalu mengatakan, kita akan memakannya di rumah Ibu. Ibu ini kerabat Bapak.Â
Usianya sudah sepuh, karena beliau mantan camat, aneka jenis kue Ibu bisa membuatnya. Kalau lebaran kue-kue ditaruh di toples besar.Â
Saya bebas memakan kue nastar hingga kenyang, tetapi kue nastar itu tak pernah saya rindukan. Jika sekarang rindu saya membeli bahan dan mempraktikkannya sesuai arahan chef Wempi, guru les kue.Â
Kue Lebaran Mimi
Kue lebaran ala Mimi, bukan kue pada umumnya yang rasanya manis. Kue khas Mimi adalah rempeyek dengan toping kacang tanah.