Sejak bulan Juli 2022, harga beras di beberapa wilayah di Jawa Timur terus mengalami kenaikan. Februari 2023 harga beras medium yang dijual di pasar berkisar Rp12.000 hingga Rp13.000 per kilogramnya.
Kenaikan harga beras sebenarnya bukan tradisi baru. Setiap menjelang Natal, Tahun Baru dan puasa Ramadan beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan.Â
Cara Menekan Kenaikan Beras
Untuk menurunkan harga beras pemerintah mengambil langkah cepat. Salah satu upaya adalah dengan operasi pasar. Pada tanggal 4/2/2023, Pemprov Jatim bersama Pemkab/ Pemkot serta BULOG menggelar operasi pasar di berbagai daerah di Jatim.
Dalam operasi pasar ini, beras medium dijual murah dengan harga Rp9.200/kg atau kemasan 5 kg dijual dengan harga Rp46.000. Masyarakat dapat membeli beras maksimal 2 pak per orang untuk kemasan 5 kg.
Sementara Pemkot Madiun walaupun. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Madiun mengatakan pasokan dan stok bahan pangan, terutama beras di wilayah Madiun aman, tetap mengambil langkah guna menekan inflasi.
Pemkot bekerja sama dengan Bulog dan mitra lainnya melakuka selain operasi pasar di beberapa titik juga ada program Warung Tekan Inflasi (Wartek). Harga beras dalam operasi pasar dijual dalam kemasan 5 kilogram dengan harga Rp41.500 atau Rp8.300 per kilogram.
Harga beras dalam operasi pasar di Madiun agak sedikit murah jika dibandingkan dengan di Surabaya. Hal ini mungkin karena Madiun masih banyak lahan pertanian dan biaya lebih rendah.
Penyebab Kenaikan Harga Beras
Kenaikan harga beras sering dikaitkan dengan pasokan yang minim, tidak ada stok beras, sementara kebutuhan masyarakat meningkat. Itu artinya, pasokan beras sedikit karena gabahnya juga sedikit. Padi melimpah, secara otomatis beras juga melimpah. dan harga jual pun stabil.
Menurut hemat saya kenaikan harga beras ada kaitannya dengan pasokan beras dan padi yang kurang. Hal ini disebabkan beberapa hal, di antarnya:
- Pertama, lahan pertanian berkurang
Berdasarkan dataIndonesia.id, pada tahun 2021 ada sebanyak 174 juta pernikahan di Indonesia. Terbanyak adalah di Jawa Barat, 346.484 peristiwa. Jawa Timur urutan kedua dengan 298.543 pernikahan.
Dengan bertambahnya keluarga baru, secara otomatis kebutuhan rumah pun semakin meningkat. Kondisi ini menjadi peluang bagi pengembang untuk menyediakan perumahan layak huni.Â
Masalahnya lahan dan harga properti di perkotaan sangat mahal. Banyak pengembang yang membangun perumahan di desa. Lahan pertanian berubah menjadi lalu.
Lahan pertanian selain alih fungsi menjadi hunian, juga gudang, pabrik dan jalan tol. Dengan demikian lahan pertanian semakin berkurang dan itu memengaruhi pada jumlah hasil panen.Â
Lahan kecil, hasil panen pun sedikit. Padahal kita tahu, padi adalah kebutuhan pokok masyarakat. Penduduk Indonesia bertambah, makanan pokoknya berkurang.
- Kedua, gagal panen
Banyak petani gagal panen pada musim penghujan 2022, sehingga ketersediaan beras berkurang. Ada banyak faktor yang memengaruhinya, salah satunya adalah curah hujan tinggi atau cuaca ektrem.
Curah hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan lahan pesawahan terendam air, akibatnya tanaman padi membusuk. Kelebihan air pun menyebabkan kelembaban udara, di mana kondisi ini mendukung populasi hama.Â
Curah hujan tinggi pun mendorong Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) berkembang lebih banyak sehingga memperparah kerusakan tanaman.
- Ketiga, kenaikan biaya produksi
Menanam padi tidak mudah. Mulai dari pemilihan benih yang berkualitas, proses penyemaian benih padi, hingga panen membutuhkan perawatan ekstra. Dalam perawatan tentunya memerlukan biaya produksi, seperti, air, pupuk, pestisida, biaya mekanisasi agar hasil panen melimpah.
Pun dengan pembatasan subsidi pupuk, banyak petani yang menggunakan nonsubsidi. Tentunya harga pupuk nonsubsidi 3 kali lebih mahal dari subsidi. Untuk beralih ke organik, banyak petani yang malas dengan berbagai alasan.
- Keempat, masa panen
Kenaikan harga beras pada bulan Januari hingga Februari juga dipengaruhi masa panen berikutnya yang masih lama. Sebagian lahan pertanian pada bulan Februari baru muncul biji. Masa panen diperkirakan masih satu bulan lagi, sementara stok padi menipis. Situasi ini menyebabkan harga beras naik.
Mungkin ada penyebab lain yang memengaruhi kenaikan harga beras di pasar. Apapun penyebabnya, semoga harga beras di pasar segera turun.
Semoga bermanfaat dan terima kasih telah singgah.
Salam,
_Sri Rohmatiah Djali_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H