Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Labuhan Kearifan Lokal Masyarakat Madiun Menyambut Musim Hujan

21 November 2022   15:09 Diperbarui: 21 November 2022   19:02 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Labuhan dengan Kirab Kendi. Foto dokumen Humas Polres Madiun Kota

Tradisi labuhan di Desa Pule, diawali dengan dengan Kirab Kendi dan Kenduri Kendi yang dipimpin oleh ketua adat desa, Winardi. Ada banyak kendi disusun rapi di sebuah lapangan bola voli. Acara dilanjutkan dengan festival, pertunjukan pencak silat dan tari-tarian termasuk Tari Rendengan.

Tradisi Festival Budaya Rendengan merupakan budaya Desa Pule yang msih tetap lestari dan menjadi daya tarik wisatawan. 

Untuk itu pada acara Labuhan tersebut dihadiri Kepala Dinas PMD Propinsi Jawa Timur, Sukaryono SH., MM., Kapolsek Sawahan AKP Yulis Hary RM,SH., Danramil Sawahan Kapten Inf. Hariyono, Camat Sawahan Hariono S.Sos., M.Si., juga Kepala Desa Pule bersama perangkat.

Tentunya hadir pula Bupati Madiun yang diwakili oleh Kepala Disparpora Kabupaten Madiun, Anang Sulistyono S.Sos., M.Si..

Kenapa disebut Tradisi Festival Budaya Rendengan?

Musim rendeng segera tiba. Foto dokpri/Sri RD
Musim rendeng segera tiba. Foto dokpri/Sri RD

Mengutip dari laman Desa Pule, Festival Budaya Rendengan merupakan pengembangan dari tradisi Labuhan. 

Desa Pule ini termasuk desa wisata karena adanya Kampung Ceria Pule. Untuk menarik wisatawan, setelah upacara Labuhan diteruskan dengan berbagai perlombaan di sawah dan tari-tarian, termasuk pencak silat.

Kata rendengan itu sendiri berasal dari nama musim di Indonesia. Seperti kita ketahui musim tanam ada 3, yakni musim tanam utama, musim tanam gadu dan ketiga musim tanam kemarau.

Musim tanam utama dilaksanakan pada bulan November sampai Maret saat musim hujan (rendeng), itu sebabnya disebut musim tanam rendeng. 

Pada musim tanam rendeng ini, terkadang sawah banyak yang kebanjiran karena curah hujan yang tinggi.

Nah itulah sebabnya pada musim tanam rendeng (Labuhan) Desa Pula menamakan Festival Budaya dengan diikuti kata rendengan.

Apakah Anda tertarik mengikuti tradisi Labuhan? Silakan datang pada bulan Oktober hingga November. Biasanya ketika turun hujan pertama, petani sudah menghitung hari baik untuk tebar benih, Labuhan, tanam dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun