Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Sering Lupa Menyimpan Barang, Bantu Mengatasinya Yuk!

17 November 2022   07:53 Diperbarui: 17 November 2022   07:56 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak lupa menyimpan sesuatu, sepertinya itu sudah biasa, orang dewasa pun sering mengalaminya. Namun, jika lupa itu menggangu aktivitasnya juga kenyamanan orang dekatnya, orangtua perlu waspada.

Seperti yang diceritakan anak saya tentang teman satu kosnya. Sapaannya Mbak Nisa, dia sering lupa menyimpan barangnya sendiri, dan sering mengatakan barang-barangnya hilang.

Waah, kalau sudah membuat laporan barang hilang, temannya tentu merasa gak enak hati ya. Walaupun tidak ada yang mencuri, tetaplah bikin heboh dan saling bertanya, siapa yang ambil ya.

"Mbak Nisa sering laporan kehilangan barang ke ibu kos. Kemarin sampai ibu kosnya menyuruh orang periksa kamarnya," ujar anak saya.

Kabarnya barang-barang itu ketemu dengan sendirinya. Berarti Mbak Nisa bukan kehilangan barang-barangnya, melainkan dia lupa menyimpan.

Anak Pelupa

Lupa atau pikun dan dikenal dengan demensia dan ternyata tidak terjadi pada orang yang sudah usia lanjut saja. Usia remaja pun bisa mengalami dimensia, baik itu Demensia Alzheimer atau Demensia Vaskuler.

Demensia pada orangtua mungkin sesuatu yang biasa karena penurunan fungsi berbagai organ tubuh. Namun, pikun pada anak bukanlah sesuatu yang normal jika sampai menganggu dirinya dan orang lain.

Anak yang mengalami gejala pikun disebut dengan Short Memory Syndrome (SMS). Seseorang yang mengalami kondisi ini lupa terhadap apa yang baru saja dilakukan, dia kehilangan informasi yang seharusnya terekam.

SMS pada anak tentunya ada penyebab yang harus diketahui orangtua agar tahu cara penanganannya.

Berikut ini beberapa penyebab umum anak mudah lupa :

  • Kelelahan dan kurang tidur

Tidak bisa dipungkiri jika remaja, umumnya mahasiswa banyak tugas yang harus segera diselesaikan. Ini akan mengakibatkan anak kurang tidur, dia kelelahan. 

Lelah ini akan memicu anak mudah lupa hal lain. Dia hanya mengingat bagaimana menyelesaikan satu tugas saja yang ia anggap penting.

  • Stres

Stres pada anak bisa diakibatkan dari banyak tugas sekolah/kuliah. Dia belum bisa memanajemen waktu. Selain itu, stres juga bisa dari tuntutan orangtua yang terlalu tinggi, tidak sesuai dengan kemampuan anak.

Dengan tekanan-tekanan itu, anak hanya fokus pada harapan orangtua dan tugas yang harus segera selesai.

  • Pola hidup

Anak yang tidak menerapkan pola hidup tidak sehat akan kekurangan gizi. Pola hidup sehat ini pun biasanya bawaan dari keluarga. jika dalam keluarga anak tidak dibiasakan makan makanan sehat, ketika kuliah, dia pun tidak akan memperhatikan makanan yang dikonsumsi.

Kurang asupan vitamin sejak kecil akan menyebabkan anak mudah lupa hingga dewasa, bahkan jika dibiarkan akan berlanjut hingga tua.

  • Masalah kesehatan

Penyebab lain dari anak sering lupa adalah memiliki masalah kesehatan, seperti tumor otak, gegar otak dan ADHD (attention deficit hyperactivity disorder).

Cara Mengatasi Anak yang Sering Lupa

Ketika orangtua melihat gejala anak sering lupa, sebaiknya segera lakukan perbaikan. Perbaikan bukan saja dari anak, tetapi orangtua pun berperan. 

Orangtua perlu mengubah sikap yang tadinya menekan menjadi lebih bersahabat. Jika sudah terlanjur, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter.

Pada kasus Nisa, saya tidak tahu apa penyebabnya, kemungkinan karena banyak tugas sehingga membuat dia tidak fokus pada masalah lain.

Orangtua bantu anak agar tidak mudah lupa. Foto by Republika
Orangtua bantu anak agar tidak mudah lupa. Foto by Republika

Agar anak tidak mudah lupa menyimpan atau membawa barang , sebaiknya orangtua membantunya dengan cara sebagai berikut: 

  • Mulailah untuk hidup rapi

Anak kos, pada umumnya tidak memperhatikan kerapian kamar. Begitu pulang kuliah, sepatu di dekat tangga, kaos kaki dilempar ke pojokan, tas entah tak tahu di mana. Ketika akan digunakan cari ke mana-mana. Repot sekali ya, jika pagi-pagi?

Agar barang-barang pribadi mudah dicari, cobalah untuk menjaga kerapian kamar. Buat penyimpanan khusus, seperti rak sepatu, rak make up, rak alat tulis, gantungan tas, baju. Biasakan juga untuk menyimpan pada tempatnya setelah digunakan.

Selain itu untuk mengingat jadwal, bisa menggunakan catatan ditempel di depan meja belajar. 

  • Metode Unitisasi

Kamar kos sudah rapi, semua barang tersimpan pada tempatnya, tetapi anak masih lupa di mana barang itu disimpan. Jangan khawatir, kita bisa memperkenalkan sebuah metode pada anak, yakni metode unitisasi.

Metode unitisasi atau strategi memori alami adalah sebuah trik khusus untuk membantu seseorang yang sering lupa. Bukan saja bisa digunakan anak, tetapi orang dewasa pelupa pun bisa. Metode ini dipublikasikan di Journal Memory and Cognition.

Metode unitisasi ini menggunakan dua benda yang berbeda, tetapi saling berkaitan. Contohnya, jika anak sering lupa membawa dompet atau uang saat kuliah, coba beri tahu untuk meletakkan dompet di dekat handphone. Ketika akan berangkat kuliah, dua benda itu akan saling mengingatkan.  

Penggabungan dua benda ini bisa diterapkan pada benda lain, seperti payung dengan gagang pintu, handphone dengan tas. kaos kaki masukkan ke dalam sepatu.

Tekniknya sama, letakkan kedua benda tersebut berdekatan, secara tidak sadar akan membangun sebuah hubungan dalam otak anak antara benda satu dan benda dua (gabungan).

  • Mengubah pola hidup lebih sehat

Seperti disebutkan di atas, anak mudah lupa, salah satu penyebabnya karena kurang gizi, kurang vitamin B 12, kurang olahraga dan istirahat. Nah untuk menghindari mudah lupa, mulailah anak untuk lebih menerapkan pola hidup sehat.

Bagaimana jika tempat kos anak jauh dan di luar pemantauan orangtua? Memang agak susah anak kos biasanya hidup seenaknya, karena tidak ada yang mengingatkan. 

Namun, orang tua bisa memulainya dengan membangunkan setiap pagi, ingatkan anak untuk ibadah salat subuh, olahraga dan sarapan yang sehat, minimal ada buah-buahan di pagi hari. Tidak sulit ko sekarang membangunkan anak, bisa lewat handphone, kecuali anaknya mematikan handphone.

Sekarang kan serba mudah dengan bantuan teknologi

  • Mengontrol stres dengan istirahat dan aktivitas lain

Stes menjadi penyebab anak pelupa, stres ini bisa disebabkan karena tekanan orangtua, tekanan pekerjaan, tekanan tugas kuliah.

Untuk mengontrol stres, ajaklah anak untuk berkumpul dengan temannya, keluarga atau melakukan aktivitas menyenangkan lainnya yang dapat membuat otak aktif. Contohnya bermain gitar, menari, bernyanyi, nonton film komedi.

Dengan sedikit strategi di atas semoga anak tidak pelupa. 

Ilustrasi strategi agar anak tidak pelupa. Foto by kompas
Ilustrasi strategi agar anak tidak pelupa. Foto by kompas

Hal yang harus dilakukan jika teman pelupa

Memiliki teman pelupa emang menjengkelkan, apalagi sudah menjurus kehilangan.

Namun, jangan tinggalkan begitu saja. Sebagai teman apalagi teman kos yang jauh dari sanak keluarga seyogyanya saling bantu.

Bantuan di sini harus sesuai etika juga, jangan masuk ranah pribadinya. Sekadar mengingatkan jika teman mengeluh lupa menyimpan sesuatu.

Penting juga untuk tidak sembarang masuk ke kamar kos temannya. Cukup sampai di pintu saja jika ada kepentingan. 

Hal lain untuk menjaga keamanan, tempat kos harus ada ruang tamu. Ruang tamu bisa digunakan anak kos kerja kelompok, bertemu dengan teman dalam satu kos. 

Ruang tamu kos 
Ruang tamu kos 

Jika dengan beberapa strategi anak masih pelupa, sebaiknya periksa ke ahlinya agar mendapat penanganan yang baik.

Semoga bermanfaat.

Salam,

-SRD- 

Bahan bacaan 1 dan 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun