Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

6 Potensi Wisata Desa Sidomulyo yang Wajib Dikunjungi

12 November 2022   16:47 Diperbarui: 12 November 2022   17:00 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dokumen pribadi/Sri Rohmatiah Djalil

Desa wisata menjadi impian setiap kepala desa dan masyarakat, karena dapat meningkatkan perekonomian warga. Namun, untuk mewujudkan sebuah desa menjadi "Desa Wisata Ramah Berkendara" perlu upaya bersama.

Begitu juga dengan Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun. Kepala desa, Setiyo Margono selalu berupaya mewujudkan desanya menjadi desa wisata yang ramah berkendara.

Ada 6 potensi wisata yang harus dikembangkan untuk mendukung desa menjadi desa wisata ramah berkendara. 

Untuk menuju Desa Sidomulyo tidak sulit, karena terletak tidak jauh dari terminal Kota Madiun dan stasiun kereta api. Berada 600 meter ke utara dari lampu merah  Ring Road, desa ini mudah untuk ditemui.

Berikut 6 Potensi Wisata yang ada di Desa Sidomulyo 

Setiap daerah memiliki keunikan yang bisa menarik para wisatawan lokal atau mancanegara, begitu juga Desa Sidomulyo. Namun, permasalahannya, apakah keunikan ini bisa sampai kepada publik? Untuk itu perlu peran semua pihak untuk memperkenalkannya.

Berikut 6 potensi wisata Desa Sidomulyo yang kudu dikunjungi:

  • Lahan pertanian

Foto dokumen pribadi/Sri Rohmatiah Djalil
Foto dokumen pribadi/Sri Rohmatiah Djalil

Sebagian besar lahan di Desa Sidomulyo terdiri dari lahan pertanian, sehingga sumber energi terbesar bagi penduduk Sidomulyo dari lahan tersebut.

Beberapa hasil pertanian paling banyak adalah padi, ketika musim kemarau akan menghasilkan sebagian kecil kacang-kacangan.

Lahan pertanian ini berpotensi menjadi tempat wisata edukasi bagi pengunjung tanpa meninggalkan mata pencaharian penduduk. Walaupun sebagian lahan di Desa Sidomulyo pertanian, tetapi tetap berpotensi menjadi "Desa Wisata Ramah Berkendara".

Misalnya, warga bisa memberi edukasi menanam padi dari awal hingga masa panen kepada pengunjung. Tentunya tidak semua lahan dijadikan tempat wisata edukasi.

Bisikan pun tertuju pada saya dari salah satu pengurus BPD. "Sawahnya yang pinggir jalan, buat tempat wisata saja untuk menarik pengunjung, bisa dijadikan tempat makan."

Dalam benak saya memang sudah terlintas sejak lama untuk menyulap sawah seluas 3,5 petak menjadi tempat wisata. Namun, banyak kendala terutama dana, skill dan izin keluarga.

  • Keberadaan punden 

Punden di Desa Sidomulyo. Foto dokumen pribadi/Ribut Ari Sumaryati
Punden di Desa Sidomulyo. Foto dokumen pribadi/Ribut Ari Sumaryati

Berdirinya sebuah wilayah tidak bisa lepas dari cikal bakal, sejarah berdirinya.  Diketahui dalam catatan sejarah yang saya kutip dari Pemkab Madiun, wilayah Kabupaten Madiun berdiri pada tahun 1568 Masehi, Kamis Kliwon, 18 Juli atau Jumat Legi. 15 Suro 1487 Be -- Jawa Islam.

Pada masa Kesultanan Demak, telah dilaksanakan pernikahan putra mahkota Demak, Pangeran Surya Patiunus dengan Raden Ayu Retno Lembah putri dari Pangeran Adipati Gugur yang berkuasa di Ngurawan, Dolopo.

Pusat pemerintahan yang tadinya di Ngurawan, Dolopo pindah ke desa Sogaten dengan nama baru Purabaya (sekarang Madiun). Pemerintahan Pangeran Surya Patiunus diteruskan oleh Kyai Rekso Gati.

Kyai Rekso Gati adalah seorang tokoh ulama yang diutus Kesultanan Demak  untuk menyebarkan  agama Islam di wilayah Purabaya. Beliau mendirikan sebuah pesantren di Sogaten yang letaknya bersebelahan dengan Desa Sidomulyo.

Sementara makam Kyai/Nyai Rekso Gati berada di makam umum Desa Sidomulyo atau punden. Itu sebabnya punden ini sudah ditinjau oleh Bupati Madiun untuk dijadikan tempat wisata religi.

  • Galeri lukis 

Sudut galeri lukis. Dokumen pribadi/Sri Rohmatiah
Sudut galeri lukis. Dokumen pribadi/Sri Rohmatiah

Galeri lukis ini milik salah seorang warga Desa Sidomulyo yang sudah berdiri sejak tahun 90-an. Pun sudah banyak dikunjungi dari berbagai kalangan mulai dari pecinta seni, mahasiswa untuk penelitian, pejabat hingga stasiun televisi lokal dan nasional.

Galeri lukis yang diberi nama Galeri Ridha menyediakan berbagai aneka jenis lukisan naturalis dengan bantuan mulut dan kaki. Jadi pelukis bernama Agus Yusuf menghasilkan karya dengan menggunakan mulut dan kakinya.

Selain karya lukis dipamerkan di galeri, juga dipamerkan di berbagai kota di Indonesia dan luar Negeri  pada event tertentu. Jadi galeri lukis ini menjadi salah satu tempat yang bisa dikunjungi ketika berkunjung ke Desa Sidomulyo.

  • Galeri Batik 

Galeri batik. Dokumen Pemdes Sidomulyo 
Galeri batik. Dokumen Pemdes Sidomulyo 

Batik adalah hasil karya bangsa Indonesia yang sejak dulu sudah ada. Dengan perpaduan seni dan teknologi pada kain putih menghasilkan aneka ragam motif. Motif batik ini yang membedakan batik hasil karya daerah satu dengan lainnya.

Aneka ragam motif pada batik dipengaruhi beberapa faktor, antara lain letak geografis, tradisi, kepercayaan, budaya, keadaan alam. Misalnya, untuk daerah pesisir, akan menghasilkan batik ombak atau nuansa alam laut.

Seperti motif batik yang dihasilkan oleh sekelompok warga Desa Sidomulyo. Galeri batik yang dipimpin oleh Sri Lestari menghasilkan motif batik pesilat. Hal ini terkait Kabupaten Madiun sebagai kota Pesilat yang melahirkan banyak pesilat melalui Persatuan Pesilat Setia Hati Terate.

Sejak batik diakui UNESCO, 2 Oktober 2009, eksistensi batik semakin meningkat hingga ke kancah internasional. Keindahan dan proses pembuatan yang rumit mulai dari menggambar, mencanting, mewarna, menjadikan harga batik tidak bisa dipandang sebelah mata. Namun, tetap terjangkau di kalangan masyarakat menengah.

  • Kesenian dongkrek

Kesenian dongkrek. Foto dokumen pribadi/Dwi Sumariyanto
Kesenian dongkrek. Foto dokumen pribadi/Dwi Sumariyanto

Kesenian dongkrek pada awalnya berasal dari daerah Desa Mejayan, Kecamatan Mejayan, Kawedanan Caruban, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Indonesia.

Seiring perkembangannya, setiap orang mulai mempelajari dan merawatnya, termasuk pecinta seni yang berada di Desa Sidomulyo. Dengan dipimpin oleh Dwi Sumariyanto, kesenian dongrek di Desa Sidomulyo mulai rillis pada tahun 2020.

Kesenian ini berupa tarian dan iringan musik. Penari yang ada pada kesenian dongkrek di Desa Sidomulyo terdiri dari 4 penari, 4 butho, dan 1 mbah wek. Sementara untuk penabuh alat musik terdiri 4 orang penabuh korek atau krek, 3 orang kentongan, 1 orang kenong, bass atau bedug, gong dan kendang masing-masing 1 orang.

Dalam tarian dongkrek mengisahkan upaya Raden Ngabei Lo Prawirodipuro dalam mengatasi pageblug mayangkoro. Pada saat itu masyarakat Mejayan terkena wabah penyakit yang mengakibatkan banyak penduduk  sakit hingga meninggal dalam satu hari. Jika pagi sakit, sore hari meninggal, sore hari sakit besok pagi meninggal.

  • Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Desa Sidomulyo tak kalah pesatnya dengan daerah lain. Walaupun mayoritas penduduk bertani, banyak warga terutama emak-emak yang produktif menghasilkan aneka jenis produk.

Bahkan Desa Sidomulyo mendapat juara 1 dalam lomba desa, di mana dalam lomba tersebut menampilkan berbagai produk UMKM, seperti jamu, makanan, aneka kerajinan dari bumbu dan lain sebagainya.

Mari simak vidio Desa Sidomulyo 


Penutup

Suatu wilayah untuk menjadi desa wisata perlu kerja sama masyarakat, pemerintah desa dan kabupaten. Pun perawatan yang berkelanjutan.

Untuk Desa Sidomulyo, masih memerlukan pengembangan lebih sempurna untuk menjadi desa wisata. 

Namun, 6 potensi wisata tersebut di atas sudah pantas dikunjungi banyak wisatawan. Mereka bisa berkunjung ke galeri batik, galeri lukis atau mengundang kesenian dongkrek pada acara pemerintahan dan hajatan.

Langkah lain untuk memperkenalkan potensi wisata kepada publik adalah dengan diadakannya Festival Kreatif Lokal. Festival Kreatif Lokal merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) Adira Finance untuk Indonesia di bawah pilar Sahabat Lokal. Bisa baca di sini

Dengan Festival Kreatif Lokal secara tidak langsung akan mengangkat budaya desa di kancah nasional dan internasional.

Untuk mengembangkan potensi wisata desa, Adira Financeid menyedikan bantuan modal yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha. Namun, semua dikembalikan pada pelaku usaha sendiri agar bijak dalam mengambil kredit

Sekian, semoga Desa Sidomulyo menjadi desa wisata yang mendatangkan dampak positif bagi warganya.

adira.id/e/fkl2022-blogger

https://www.instagram.com/adirafinanceid

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun