Suami saya tahu kalau saya tidak bisa bekerja seharian di rumah, terutama dapur, apalagi rumah tetangga.Â
Dia tidak mengharuskan saya mengikuti tradisi tersebut. Katanya cukup datang sebentar, adzan Duhur pamit pulang, jangan balik lagi. Â
Agar kerasan hidup di desa, beberapa tips yang saya lakukan.
- Tetap menyapa, senyum
Tinggal di desa walaupun tidak kenal harus tetap menyapa, minimal ucapkan "Monggo". Mereka yang disapa akan menjawab "Nggih". Jangan kaget ketika menjawab, dia akan bernada tinggi, seperti teriak, marah.
Jika berkendara, kurangi kecepatan kendaraan walaupun itu di jalan desa yang luas. Tujuannya untuk keselamatan pejalan kaki, karena tidak jarang banyak anak-anak yang bermain di luar.
Kadang ada juga dewasa yang duduk di teras rumahnya sambil ngobrol. Walaupun memakai kendaraan, upayakan menyapa, caranya bunyikan klakson perlahan dan pendek. Mereka akan menjawab dengan teriakan "Nggih".
- Hadiri undangan
Kita mungkin sering mendengar seseorang mengatakan tidak ingin menghadiri undangan karena anaknya masih kecil, masih jauh mengadakan hajatan.
Di desa tidak seperti itu, ketika kita sudah menikah, hadirilah undangan pernikahan, khitanan yang diadakan oleh tetangga.Â
Kalau di sini istilahnya jagong. Jika tidak punya uang atau bahan makanan pokok, yang penting hadir, entah itu ngamplop sedikit.