Masalahnya, tidak semua orang memposting berita duka demi sebuah simpati atau menarik follower. Ada yang secara tulus sekadar posting biar kesedihannya berkurang.Â
Penilaian sadfishing subyektif, tergantung persepsi pembaca.
Bahaya Sadfishing
Tidak ada yang salah posting kesedihan di media sosial.Â
Posting kesedihan secara berlebihan, hingga ada niatan bunuh diri itu tidak baik.Â
Bisa jadi, itu kode bahwa dia mengalami masalah kesehatan mental.Â
Respon dari pembaca yang beragam akan memengaruhi mental anak.
Jika komentar positif akan menguatkan, berbeda jika komentarnya negatif akan lebih mengarah pada cyberbullying.Â
Alih-alih remaja tersebut mendapat simpati, malah semakin tertekan dan cemas.
Bahkan, menurut sebuah survei, tuduhan sadfishing semakin merugikan remaja. Tuduhan itu akan menimbulkan masalah kesehatan mental ketika mereka tidak menerima dukungan yang mereka butuhkan secara online.
Survei tersebut juga menemukan bahwa remaja yang membuat postingan emosional berisiko menjadi sasaran predator online.
Orang yang menargetkan anak muda secara online akan mencari postingan yang rentan dan mencoba menjalin hubungan dengan tween atau remaja.
Mengatasi Sadfishing
Mengambil ponsel dan melarang anak bermain di media sosial, bukan langkah terbaik.Â