Tidak masalah karena saya kecil. Duduk berada di tengah cukup merasa aman, tetapi belum bisa menghilangkan rasa takut.
Sepanjang perjalanan saya membaca shalawat dan ayat kursi dalam hati karena tidak bisa tidur. Suara kereta amat bising, bersahutan dengan suara dengkur orang tidur dekat kaki.
Naik kereta api ekonomi pada tahun 2003 benar-benar kenangan yang paling menyeramkan. Belum lagi ketika melewati stasiun kecil, ada ibu-ibu yang teriak karena tasnya diambil dari luar jendela oleh seseorang.
Tiba di Madiun
Berangkat dari stasiun Cirebon sekitar pukul 20.00 WIB, tiba di stasiun Madiun pukul 07.00 WIB. Saya dan Sarmi pun berpisah di depan pintu keluar.Â
Dia melanjutkan perjalanan naik bus menuju Ponorogo. Saya menunggu teman yang katanya hendak menjemput.
Namun, lama menunggu dia tidak datang. Setelah menelepon melalui telepon umum yang memakai koin, ternyata yang jemput adalah kakak iparnya, kakak dari suaminya.
Satu hari di Madiun saya dikenalkan dengan keluarga teman saya dan keluarga suaminya.
Itulah misi disuruh ke Madiun karena akan dikenalkan dengan kakak iparnya yang belum menikah. Maksudnya, agar saya melihat langsung kondisi kakak iparnya yang difabel.
Saya tidak memberi jawaban atas niat keluarga teman saya itu, hanya berjanji 10 lagi akan memberi jawabannya. Setelah 20 hari saya baru menikah dengan laki-laki yang sampai sekarang menjadi suami.
Kereta Api Kelas Ekonomi Sekarang
Selama berdomisili di Madiun, saya sering naik kereta api ketika mudik. Akan tetapi sudah tidak naik kelas ekonomi lagi karena sudah merasakan sengsaranya naik kelas ekonomi.Â