Bagi remaja merasa gagal karena mendapat penolakan, hal ini dapat memberikan pukulan ganda pada kepercayaan diri. Mereka merasa dirinya tidak mampu, tidak pintar, bahkan menilai orang lain pun secara negatif.
Hal Guy Winch dalam bukunya Emotional First Aid: Healing Rejection, Guilt , Failure, and Other Everyday Hurts, seperti yang dijelaskan Melanie, penolakan pasti membuat kita melihat diri kita sendiri dan orang lain secara lebih negatif, setidaknya untuk sementara waktu.
Perasaan negatif tersebut akan memengaruhi suasana hati dan kebahagiaan akan menurun. Hal ini juga akan menyebabkan terganggunya kesehatan mental mereka.
Cara mengatasinya:
Jika remaja kita curhat tentang kegagalannya, akui dulu perasaan dia, dengarkan. Lalu ajak remaja kita untuk untuk adaptasi dengan situasi baru. Jika perlu ajak dia untuk mencoba strategi baru.
Misalnya dia gagal mendapat kampus impian dan tidak mau kuliah kalau tidak di kampus pilihannya. Aku kegelisahan, perasaan anak kita.
Setelah itu, kita bisa mengajak dia untuk kuliah di tempat lain tanpa harus melupakan impiannya. Tetap tekun dan terus bergerak menuju tujuan dengan strategi baru agar tahun depan bisa masuk kuliah di kampus impian.
Ketika dia nyaman dengan situasi baru, ada kemungkinan dia melupakan impian lama atau jika masih mengejar cita-citanya, ada hal baru yang dia dapat.
2. Kurang percaya diri karena kecemasan sosial
Banyak remaja di antara kita yang kurang percaya diri dalam situasi sosial, seperti ketika bergaul di sekolah, lingkungan, keluarga.Â
Kurang percaya diri biasanya terlalu menilai diri sendiri negatif, seperti penampilan fisik merasa kurang menarik.