Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga suka cerita

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tradisi Bersih Desa, Momentum yang Tepat untuk Nguri-uri Kesenian di Desa Sidomulyo

6 September 2022   19:11 Diperbarui: 8 September 2022   16:07 1585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atraksi barongan dan dhadhak merak keliling dusun. Foto dokpri/Sri RD

Kesenian reog erat kaitannya dengan Kerajaan Kahuripan di Kediri ((1019-1049) dan Ponorogo yang saat itu bernama Wengker. 

Dalam legenda tersebut, Raja Wengker, Klana Sewandana dan patihnya Pujangga Anom pergi ke Kediri untuk melamar putri Kahuripan yang bernama Putri Sanggalangit.

Dalam perjalanan, di Alas Roban mereka dihadang oleh raja rimba bernama Singabarong dan Manyura si merak yang cantik dan sangat perkasa. 

Dengan bantuan cambuk Semandiman, Klana Sewandana berhasil mengalahkan Singabarong. Pada akhirnya Raja Klana Sewandana bisa bertemu dengan Putri Sanggalangit, tetapi tidak menikah. Menurut kepercayaan, keduanya moksa. 

Moksa dalam bahasa Sansakerta adalah sebuah konsep agama Hindu dan Buddha. Artinya adalah kelepasan atau kebebasan dari ikatan duniawi dan lepas juga dari putaran reinkarnasi atau Punarbawa kehidupan. Seperti yang saya kutip dari wikipedia.

Atraksi barongan dan dhadhak merak keliling dusun. Foto dokpri/Sri RD
Atraksi barongan dan dhadhak merak keliling dusun. Foto dokpri/Sri RD

Versi kedua

Kesenian reog dipertunjukkan oleh seorang ulama bernama Demang Ki Ageng Kutu Surya Ngalam untuk mengkritik Raja Majapahit, Brawijaya V yang taat pada permaisuri.


Raja Brawijaya V diibaratkan sebagai harimau, Permaisuri sebagai burung merak yang hinggap di atas kepala harimau. Penari-penarinya diibaratkan sebagai pasukan Majapahit.

Terlepas dari asal-usulnya yang berbeda, kesenian reog menarik dan banyak penggemarnya. Walaupun pertunjukkan di siang hari, penonton membludak, terutama anak-anak. Mereka senang dengan atraksi Barongan dan dhadhak merak yang diikuti dengan gamelan.

Gamelan tersebut dimainkan oleh beberapa laki-laki. Gamelan terdiri atas angklung, ketipung, gendang, kempul, kethuk kenong, dan terompet.

Jathilan pada Reog Ponorogo di Desa Sidomulyo. Foto dokpri/Sri RD
Jathilan pada Reog Ponorogo di Desa Sidomulyo. Foto dokpri/Sri RD

Irama musiknya penuh semangat seolah-olah sedang ada pertempuran. Selain itu, kesenian reog juga diiringi beberapa orang penari perempuan yang menaiki kuda. Tarian ini namanya tari jaran kepang atau jathilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun