Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

MPASI, Ini 3 Risiko Pemberian Air Putih pada Bayi

24 Agustus 2022   15:28 Diperbarui: 30 Agustus 2022   02:00 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemberian air putih pada bayi sering jadi perdebatan antara orang tua, mertua dan menantu perempuan. Terlebih jika anak perempuan masih tinggal dengan salah satu orang tua. 

Anak perempuan sering kali tersudut karena tidak berpengalaman mengurus bayi. Sementara orang tua dan mertua sudah pengalaman mengurus banyak anak. Pun sebagian orang percaya jika air putih sangat menyehatkan. 

Tidak ada yang salah, air sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, untuk bayi di bawah 6 bulan tidak anjurkan minum air putih, karena kebutuhan air dari ASI sudah cukup. 

Jika sebelum 6 bulan bayi diberi air putih, maka bayi tersebut tidak akan mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan.

Hal ini berdasarkan pernyataan Krystyn Parks, ahli gizi terdaftar untuk anak dan pendiri Feeding Made Easy, seperti yang saya kutip dari verywellfamily ditulis oleh Elisa Cinelli.  

Menurutnya juga, ASI sudah mengandung air sebanyak 80%, jadi tidak perlu khawatir bayi akan dehidrasi. Terpenting ibu tidak membatasi pemberian ASI pada bayi.

ASI sebagian besar terdiri dari air, juga menawarkan banyak nutrisi penting yang tidak dimiliki air.

Kebutuhan nutrisi untuk bayi ada semua pada ASI, jadi yang harus banyak minum dan makan banyak makanan sehat adalah ibunya agar mampu memproduksi ASI yang banyak.

Bahaya Air Putih bagi Bayi

Pemberian air sebelum bayi berusia 6 bulan berbahaya karena bayi akan kenyang dengan air, akhirnya dijadikan sebagai pengganti ASI. Hal ini dapat menyebabkan malnutrisi, penyapihan dini yang tidak disengaja. Air yang tidak bersih juga Berisiko menyebabkan diare atau infeksi.

Berikut bahaya dari pemberian air putih kepada bayi yang belum berusia 6 bulan:

  • Satu: Menyapih Dini

Menyapih anak dari ASI dianjurkan usia dua tahun, jika bayi di bawah 6 bulan sudah diberi air putih, dia akan terbiasa dengan air. 

Hal ini mengakibatkan bayi enggan minum ASI karena secara tidak sengaja ibu memberi sinyal untuk memompa ASI lebih sedikit.

Seperti kita tahu, ASI akan diproduksi oleh tubuh, jika ibu rajin memberi ASI pada bayi dengan cara langsung atau memompa ASI dulu.

  • Dua: Infeksi

Air tidak selamanya bersih untuk pencernaan bayi. Air yang mengandung bakteri menyebabkan bayi terinfeksi yang dapat mengakibatkan diare.  Akibat dari diare, bayi pun menjadi dehidrasi.

  • Tiga: Malnutrisi

Bayi membutuhkan nutrisi yang ditemukan dalam ASI untuk perkembangan yang tepat, terutama selama enam bulan pertama kehidupan mereka.

Jika memberi air kepada bayi dapat menyebabkan mereka minum lebih sedikit ASI karena sudah kenyang minum air. Hal ini dapat menyebabkan malnutrisi.

Malnutrisi adalah kondisi ketika asupan nutrisi tidak seimbang dengan kebutuhan harian tubuh, entah itu kekurangan atau kelebihan nutrisi dalam tubuh.

"Air sebelum 6 bulan dapat membuat ketidakseimbangan elektrolit mereka dan dapat menurunkan jumlah susu atau susu formula yang mereka minum, menghilangkan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka," jelas Aimee Tyler-Smith RD, BEd, ahli diet terdaftar dan memimpin ahli diet di The Nest: Nutrition for Mama and Baby .

Ilustrasi bayi minum di gelas. Foto by orami.com
Ilustrasi bayi minum di gelas. Foto by orami.com

Kapan dan Bagaimana Memperkenalkan Air Putih pada Bayi

Ketika usia bayi menginjak 6 bulan, kita dapat mulai memperkenalkan air putih kepada bayi dalam dalam cangkir terbuka atau cangkir jerami bukan botol susu dengan takaran sedikit. Hal ini guna melatih keterampilan motoriknya.

"Ini akan membantu mereka mengembangkan keterampilan motorik oral yang penting, dan akan memungkinkan mereka untuk mulai belajar cara minum dari cangkir terbuka," catat Tyler-Smith seperti yang saya kutip dari verywellfamily.

Dalam keadaan tertentu bayi boleh minum air putih. Dr. Rizal Fady di situs halodoc, 2020 mengatakan, ada beberapa kondisi bayi usia di bawah 6 bulan diberi air putih

  • Bayi haus

Air putih bisa diberikan pada bayi jika bayi setelah usianya menginjak 6 bulan. 

Air putih yang harus diberikan kepada bayi cukup sedikit antara 4-8 ons air per hari atau kurang dari setengah gelas. Hal ini bukan untuk menghilangkan rasa haus, tetapi lebih kepada melatih bayi menggunakan cangkir. Kebutuhan air pada bayi tetap dari ASI. 

Setelah usia bayi satu tahun bayi bisa minum air sebanyak 8-32 ons air per hari, tergantung dari kebutuhan bayi. Beberapa bayi bisa minum hingga 32 ons per hari.

  • Dehidrasi

Dehidrasi akibat demam, diare, muntah-muntah, minum air diperbolehkan, tetapi atas anjuran dokter. Tujuannya untuk mengembalikan cairan tubuh dan elektrolit yang hilang.

Kita mungkin masing ingat kata orang tua, kalau bayi jangan diberi air banyak-banyak nanti flu. Maksudnya memang air tidak bagus untuk bayi karena minuman utamanya adalah ASI.

Bayi boleh minum air putih setelah dianjurkan oleh dokter mengonsumsi MPASI. Namun, dalam beberapa kondisi ada dokter yang menganjurkan pemberian air putih pada saat bayi menginjak usia satu tahun.

Ilustrasi ibu mengajari anak minum di gelas jerami. Foto by mooimom.com
Ilustrasi ibu mengajari anak minum di gelas jerami. Foto by mooimom.com

Yang tahu kondisi bayi adalah ibunya sendiri, tetapi lebih baik sering konsultasi dengan dokter anak agar tidak salah memberi nutrisi pada bayi.

Ringkasan

Pada dasarnya bayi tidak boleh diberi minum air putih atau sejenisnya, misalnya teh, kopi, jus buah. Pemberian air putih pada bayi disarankan menginjak usianya 6 bulan, itu pun dibatasi, yakni tidak lebih dari setengah gelas per hari.

Berikan ASI sesering mungkin tanpa ada batas berapa kali, semakin sering ibu memberikan ASI pada bayinya, produksi ASI semakin banyak.

Jika ASI tidak lancar, bisa konsultasi pada dokter anak agar mendapat solusi yang tepat. Namun, ibu menyusui harus konsumsi makanan yang penuh nutrisi agar ASI melimpah.

Semoga bermanfaat

Bahan bacaan 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun