Ziggy adalah kucing semata wayang saya yang diadopsi ketika usianya baru 2 bulan secara online. Ia sangat cantik walaupun jantan.
Pada awalnya saya tidak suka dengan kucing, tetapi tidak membencinya juga. Banyak kucing liar yang bermain di belakang rumah dan terkadang ada yang masuk rumah sekadar lewat. Saya hanya menaruh makanan di belakang tanpa menyentuhnya.Â
Ketika si Ziggy dibawa pulang oleh anak bungsu pun saya menjerit ketakutan. Baby Ziggy dengan gigih selalu mendekati saya meminta perhatian, tetapi selama satu pekan saya masih tidak berani memegangnya.
Anak saya sering mengatakan, "Mamah gak kasihan sama si Ziggy? Dia butuh kasih sayang ibu, coba gendong, peluk!"
Saya pun membela diri, "Kenapa baby Ziggy diadopsi kalau dia masih membutuhkan ibunya, kenapa juga mamah harus jadi ibu sambungnya?"
Saya tersentuh ketika melihat baby Ziggy duduk di kursi. Wajahnya menyedihkan seperti seorag bayi yang kehilangan ibunya. Apalagi kalau malam, ia akan tidur di kamar tamu sendirian.
Saya mencoba mengelus kepalanya, lalu menggendongnya dengan memakai selimut atau samping agar badannya tidak langsung tersentuh tangan. Si Ziggy mulai saya ajak ke dokter untuk vaksin, perawatan.Â
Saya memberinya makan, susu dengan hati-hati karena takut ia berontak. Sejak itulah saya mulai belajar merawat kucing dengan banyak bertanya pada Ozy. Setiap kali ada perkembangan yang membuat saya aneh, Ozy lah yang kasih tahu.Â
Saya makin sayang sama si Ziggy, ia pun begitu. Waktunya salat pun, si Ziggy sering berada di dekat saya, kadang menarik mukena, duduk di sajadah. Paling geli ketika posisi saya duduk, ia naik ke pangkuan hendak mencium hidung.Â
Sekarang si Ziggy usianya sudah satu tahun. Tingkahnya masih seperti baby Ziggy dulu, ketika ngantuk akan naik ke tempat tidur dan merebahkan badannya di bantal. Sebelumnya seluruh badan si Ziggy sudah saya waslap dengan air hangat.
Ia paling suka kepalanya dielus sambil dibacakan shalawat Nabi. Kebiasaan itu sudah saya tanamkan sejak baby Ziggy apet dengan saya. Saya pun sering mengajaknya ngobrol, jadi tahu berbagai macam suara si Ziggy. Suara lapar, suara ingin keluar untuk main, suara pulang main, suara ketika dapat mangsa. Oh ya ia suka memangsa cecak, burung.
Rumah saya bagian tengah dan dapur terbuka, ada rumput, pohon, jadi seringkali ada anak burung masuk. Si Ziggy paling suka berburu burung itu, ketika mendapatkannya, ia akan menggeram seperti takut buruannya diambil orang.
Kalau ada cecak di tembok atas atau belakang lukisan, si Ziggy akan menghampiri saya dengan suaranya yang khas meminta bantuan sambil lari kembali ke arah tembok. Semua penghuni rumah terhibur dengan tingkah si Ziggy.Â
Akhir-akhir ini si Ziggy jarang main bersama kami, ia sering keluar rumah dan mainnya lama. Pernah semalam tidak pulang dan itu membuat saya panik, gelisah tak bisa tidur. Setiap 2 jam sekali membuka pintu depan dan memanggilnya.
Ketika bertanya pada teman, katanya si Ziggy ingin kawin. Saya pun sering menanyakan pada si Ziggy kebenaran ia memiliki pacar.
"Ziggy, kamu sering main jauh, apa punya pacar?" Ya ... namanya juga hewan gak bisa jawab, tetapi saya sudah hafal berbagai macam suara si Ziggy.Â
Ketika ditanya soal pacar dia merespon seperti marah. Udah deh saya menyakini ia belum punya pacar.
Kata teman, agar si Ziggy anteng tidak keluar mencari teman, dikebiri atau disteril saja.
Kami pun musyawarah dengan seluruh anggota keluarga untuk steril si Ziggy. Hingga sekarang belum ada keputusan karena suami dan anak cowok tidak setuju, katanya biarkan dia hidup alami, memiliki organ tubuh sempurna. Sementara anak cewek setuju jika si Ziggy dikebiri.
Apa Manfaat Kebiri KucingÂ
Kebiri kucing atau sterilisasi adalah tindakan operasi pada kucing untuk mengeluarkan organ reproduksi kucing. Tujuannya untuk mengendalikan populasi kucing karena banyaknya kucing liar yang tidak terurus.
Mengutip dari Alodokter yang ditinjau oleh dr. Kevin Adrian, 2022, ada beberapa manfaat bagi kucing yang mendapat sterilisasi.
1. Mencegah kucing berkeliaran dan berkelahi
Kucing sering kali berperilaku agresif terkait hormon, ia akan keluar dari rumah untuk mencari lawan atau kucing lain agar bisa berkembang biak
Ketika di luar rumah cenderung berkelahi dengan lawannya dan ini akan mengakibatkan terluka. Steril pada kucing akan mengurangi risiko kucing hilang, terluka akibat berkelahi.
2. Mengurangi kebiasaan menyemprotkan urine
Pada umumnya kucing liar yang sering lewat depan rumah sering menyemprotkan urinenya dan itu baunya menyengat. Dengan steril pada kucing, mereka lebih berperilaku baik, tidak akan sembarangan menyemprotkan air seninya.
Kucing yang telah disteril diketahui dapat membuat bau urine menjadi lebih normal dan kucing pun juga lebih bersih serta terawat dengan baik.
3. Mencegah penyakit tertentu
Kucing yang disteril menurut beberapa penelitian akan lebih sehat, terhindar dari berbagai penyakit. Misalnya pada kucing betina, ia akan terhindari dari penyakit kanker rahim, kanker indung telur dan infeksi rahim.
Sedangkan pada kucing jantan, steril bermanfaat untuk mencegah kanker testis, masalah pada prostat. Steril juga mengurangi penyebaran penyakit akibat infeksi virus, seperti feline immunodeficiency virus (FIV).
Dengan mengetahui manfaat steril pada kucing. Tentu ada dampak negatif juga.Â
Namun sejauh ini saya hanya mengetahui jika kucing jantan dikebiri akan pendiam, penakut. Dengan demikian, dia tidak melawan jika disakiti temannya.Â
Selama ini si Ziggy lincah, pandai berlari jika ada kucing yang hendak menyakitinya.Â
Ia tidak suka dengan keributan, jika ada suara kucing berantem dengan suara keras, si Ziggy lari ke bawah meja atau kursi. Kepalanya sedikit dikeluarkan, seperti penasaran dengan situasi di luar sana.
Semoga kucing-kucing di luar sana baik-baik saja.
Terima kasih telah singgah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H