Banyak orang dewasa mengartikan teman adalah orang yang penting, tempat berbagi cerita. Apapun pengertiannya, anak pun membutuhkan teman baik di sekolahnya. Dengan memiliki teman akan mendorong anak merasa nyaman dan semangat untuk pergi ke sekolah dan belajar dengan baik.
Kedua, berbicara dengan guru wali kelas atau BP
Dengan pengenalan sekolah  diharapkan siswa telah memiliki banyak teman, tetapi tidak terjadi pada anak saya. Komunikasi dengan pihak sekolah penting untuk perkembangan anak karena guru memiliki pengalaman menghadapi berbagai karakter anak.
Saat itu wali kelasnya berkata, "Anaknya nangis biar menjadi tanggung jawab kami, Mamah pulang saja."Â
Ada perasaan tidak tega ketika meninggalkan anak di sekolah dalam keadaan menangis. Namun, memang benar, ketika sudah sampai sekolah, yang menjadi orang tua anak adalah gurunya.
Ketiga, dorong anak untuk mengikuti ekstrakurikuler
Selain belajar berbagai pelajaran, siswa bisa mengikuti ekstrakurikuler, seperti pramuka, keagamaan, hadroh, olahraga dan lain sebagain.Â
ketika mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, bakat siswa akan tersalurkan dan pergaulannya pun semakin berkembang.
Keempat, puji pencapaian anak
Ketika anak mencapai keberhasilan, puji, tak penting seberapa besar pencapaiannya. Memuji akan mendorong anak menghargai sebuah proses. Anak pun akan terus melakukan yang terbaik. Namun, kita tidak perlu memuji secara berlebih.
Memuji secara berlebih disebut the golden child, memiliki makna "anak yang dibanggakan dan meraih suatu keberhasilan".
Dengan pujian yang berlebih, anak merasa disalahkan apabila suatu saat gagal. Hal ini karena sebelumnya, orang tua sering membanggakan, memuji terus tanpa mengakui, memaafkan kesalahan anak.
Kelima, pendengar setia
Pulang sekolah anak sering membagikan pengalamannya bersama teman, guru. Sebagai orang tua, Â yang pertama kali harus dilakukan adalah mendengarkan keluh kesahnya, berikan telinga kita padanya