Ndaut adalah proses pencabutan bibit padi yang siap tanam. Petani bisa mencabut benih antara usia 18-20 hari atau 21-25 hari.
Bibit padi usia 18 hari sampai 21 hari memiliki keunggulan, yakni padi itu akan subur dan menghasilkan anakan yang banyak. Kekurangannya, jika kondisi sawah banyak air, bibit akan terendam air dan membusuk.
Bibit padi usia 21 hari sampai 25 hari keunggulannya bibit akan lebih tahan air, tetapi tingkat kesuburannya kurang. Anak yang dihasilkan oleh padi usia di atas 21 hari lebih sedikit dibandingkan bibit yang usia di bawah 20 hari.
Pada umumnya yang ndaut ialah laki-laki. Ndaut dilakukan dengan cara jongkok, setengah badan ke bawah terendam air, tangan mencabut benih padi.Â
Setelah bibit padi diikat, ditata sedemikan rupa lalu dipikul dan dipindah ke lahan yang sudah digaru. Proses pemindahan tunas padi disebut banjari.
5. Tandur
Setelah ndaut dan bibit padi dibanjari, para ibu melakukan tandur. Tandur adalah proses penanaman bibit padi.
Cara tandur dengan berjalan membungkuk mundur, ibu jari, telunjuk dan jari tengah memegang pangkal batang dekat akar benih, lalu ditancapkan ke dalam tanah kira-kira 10 cm. Cara mundur teratur ini agar benih yang sudah ditanam tidak rusak karena terinjak kaki.
Agar rapi dan lurus, ada dua orang yang memegang tali dari ujung kiri dan kanan. Tali yang dipegang dua orang tersebut sudah diberi tanda per 15 cm. Teknik seperti ini masih dipakai hingga sekarang karena terbukti membuahkan hasil dan mudah dilakukan oleh ibu-ibu petani.
6. Sulam
Kita mengenal istilah sulam sebagai kegiatan merenda benang. Dalam dunia pertanian sulam adalah mengganti tanaman yang mati dengan tanaman yang sehat. Hal ini sesuai dalam KBBI, menukar (menyilih) tanaman yang mati dengan tanaman yang sehat.