Untuk menentukan harga jual, bisa melacak siapa yang membeli atau menjual sawah tahun sebelumnya, lalu tambahkan Rp15 juta.Â
Bisa juga menjual sawah dengan harga tinggi tetapi bukan kepada warga, melainkan kepada proyek untuk perumahan, jalan tol atau perusahaan lain.
2. Â Bisa menghasilkan setiap panen
Dalam satu tahun sawah bisa menghasilkan dua kali tanam padi dan satu kali tanam palawija. Saat ini bahkan bisa tiga kali menghasilkan padi.
Dari hasil panen, tentu akan ada uang masuk yang bisa digunakan sehari-hari atau bisa ditabungkan untuk membeli sawah kembali.Â
Sebagai gambaran, setiap panen dapat menghasilkan keuntungan bersih sekitar Rp1 juta sampai Rp2 juta dari setiap petaknya.
3. Â Mudah untuk dijual
Pernah ada yang mengatakan menjual tanah sawah itu sulit, membutuhkan waktu lama, harus tawar ke sana kemari.Â
Sulit, jika yang menjual itu tidak berniat menjual, dia pilih-pilih pembeli, pilih-pilih harga paling tinggi.Â
Cara menjual sawah di desa tidak demikian. Ada tata krama dan sopan santun yang harus dijaga agar tidak saling menyakiti.
Cara menjual sawah di desa, pertama tawarkan kepada saudara. Jika mereka tidak berminat membeli, tawarkan kepada pemilik sawah sebelah sawah yang akan kita jual. Jika gagal, tawarkan kepada sahabat, teman dekat. Jika teman tidak berminat, tawarkan kepada tuan tanah.Â
Baca juga: 3 Cara Membayar Upah Buruh Tani di Desa
Tuan tanah di sini seseorang yang sering membeli sawah, tidak pernah menolak karena stok uangnya banyak. Namun, pada umumnya baru ditawarkan kepada tetangga sawah saja sudah laku, karena keuntungan bagi pemilik sawah sebelahnya. Sawah bisa lebar dan mudah dalam penggarapan.