Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga suka cerita, Petani, Pengusaha (semua lagi diusahakan)

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

3 Langkah Mengatasi Self Talk Negatif pada Anak

23 Mei 2022   16:37 Diperbarui: 27 Mei 2022   18:41 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku sangat bodoh."

"Kenapa aku lahir berbeda."

"Tidak ada yang menyukaiku."

"Kamu membenciku. Kamu tidak ingin aku ada di keluarga ini."

Apakah anak kita pernah marah dan berkata negatif untuk dirinya sendiri seperti kalimat di atas?

Jujur saja, saya pernah menghadapi amukan anak seperti itu. Tentu sikapnya sangat menyebalkan.

Saya serba salah, begini salah, begitu salah, sulit untuk memahami sikapnya karena tidak mengerti mengapa anak bungsu bicara demikian.

Kata kebanyakan orang Sunda, jika anak usia di bawah tiga tahun bersikap negatif pikalucueun pipi, artinya walaupun sikapnya buruk, orang tua tetap mencium, mengelus, menggendong.

Namun jika usia di atas 7 tahun, pikalucueun perep (tangan), itu artinya jika anak bersikap buruk pada usia 7 tahun ke atas, orang tua ingin memukul.

Tahan, jangan lakukan itu ya Bun. Tidak jarang perilaku negatif anak tidak sungguh-sungguh, mereka hanya melampiaskan emosi.

Kita bahkan anak sendiri tidak tahu, apa sebenarnya yang mereka hadapi. Penting bagi kita untuk berusaha memahami masalah dan membantu mengatasi kesulitannya.

Pernyataan anak seperti contoh di atas sering disebut sebagai self talk negatif. 

Apa dan Mengapa Anak-anak Terlibat dalam Self Talk Negatif

Self talk negatif adalah anak membuat pernyataan yang mencela diri sendiri tujuannya untuk mengekspresikan kemarahan. Pikiran negatif ini akan melemahkan dan mengikis harga dirinya, mereka cenderung tidak percaya diri.

Anak marah, mencela dirinya sendiri karena banyak anak tidak menyukai batasan dan sering marah tentang batasan tersebut.

Jika membuat pernyataan buruk, seperti "Mamah benci aku." itu agar kita menyerah dan menuruti keinginannya. Akhirnya batasan yang telah kita buat berantakan.

Contohnya, ketika anak saya setiap hari ingin membeli mainan mahal. Saya pun membuat peraturan jika membeli mainan hanya satu bulan sekali. Ketika belum satu bulan anak sudah menginginkannya dan saya pun menolak, anak marah,

"Mamah benci aku, beli mainan saja tidak boleh."

"Aku tidak mau jadi anak mamah."

Pernyataan tersebut untuk membuat kita menyerah. Jika kita sudah mengalah, akan dijadikan andalan atau senjata oleh anak di lain waktu.

Bahkan ada kasus anak lain yang lebih parah, dia membuat pernyataan lebih ektrim guna mendapat perhatian orang lain terutama orang tuanya,

"Aku berharap sudah mati." atau

"Aku sangat bodoh. Aku tidak bisa mendapatkan nilai bagus. "

Baca juga 10 Dampak Memanjakan Anak Secara Berlebihan

Ilustrasi orang tua mengatasi anak yang self talk negatif. Foto by HaiBunda.com
Ilustrasi orang tua mengatasi anak yang self talk negatif. Foto by HaiBunda.com

Bagaimana Menanggapi?

Ketika anak berbicara negatif tentang dirinya, kita sering kali sibuk mencari penyebab agar mudah mengatasi. Namun, tidak perlu tahu persis permasalahannya, yang terpenting bagaimana kita merespon sikapnya.

Apa pun akar masalahnya, penting agar anak didengar dan perasaannya divalidasi, bukan dihakimi.

Pertimbangkan langkah berikut ketika menghadapi anak yang Self Talk Negatif :

1. Hindari pernyataan yang meminimalkan perasaan anak

Pada umumnya ketika menghadapi anak yang terlibat self talk negatif, orang tua akan mengatakan :

"Apa yang kamu bicarakan, konyol. Kamu adalah pria terpintar yang aku kenal."

"Itu tidak benar, semua orang menyukaimu."

"Itu gila! Kami memujamu dan mencintaimu menjadi bagian dari keluarga."

"Jangan bilang kamu berharap kamu tidak hidup. Itu buruk. Kamu tidak bermaksud demikian."

Kita tidak perlu menghibur anak dengan kata-kata tersebut di atas karena akan menambah emosinya. Ketika anak saya mengatakan bahwa dirinya bodoh karena tidak masuk kelas unggulan dan saya mengatakan, "Kamu pintar, De." Eh dia pun tambah meluap emosinya. Mulut saya terkunci deh.

Anak pun tidak akan bercerita masalah yang dihadapinya. Untuk membantu mereka, kita perlu memahami semua perasaan mereka.

Misalnya, jika anak kita mengatakan dia berharap ingin mati, kita dapat menjawab, "Itu perasaan yang sangat besar. Mamah sangat senang kamu berbagi perasaan. Ceritakan lebih banyak. Mamah ingin mengerti, kenapa kamu ada keinginan untuk tidak hidup."

Dengan memahami perasaan anak dan masuk ke dalam emosinya akan membuat sistem sarafnya tenang dan dia akan cerita perasaannya. 

2. Bantu anak merenungkan perasaannya

Ketika anak sudah mulai terbuka dengan perasaannya, jangan menghakimi dia. Kita perlu membantu merenungkan perasaannya untuk mendapat perspektif.

Ketika kita tidak menghakimi anak, dia akan lebih terbuka untuk mendengarkan ide. Kita juga bisa membantu anak-anak untuk mengembangkan diri dalam segala hal yang sifatnya jangka panjang.

Ketika anak saya mengatakan dirinya bodoh karena tidak masuk kelas unggulan, saya mengajaknya untuk membuat terobosan dengan fokus pada belajar. Tidak ada 6 bulan prestasinya meningkat.

3. Bantu anak untuk mengubah self talk negatif menjadi positif

Self-talk positif kebalikan dari self talk negatif, di mana anak selalu berpikir positif tentang dirinya. Ini erat kaitannya dengan kepercayaan diri.

Tugas orang tua untuk membantu anak yang semula berpikir negatif tentang dirinya menjadi berpikir positif.

Ada banyak cara mengajari anak untuk self talk positif di antaranya:

Melatih anak-anak untuk berpikir positif tentang dirinya

Sebelum memperkenalkan self talk positif, bantu anak untuk mengenali pikiran atau perkataan negatif tentang dirinya sendiri dan bahaya dari pikiran negatif.

Selanjutnya kita bisa melatih anak agar berpikir positif dengan menggunakan panutan tokoh agama yang ada di buku, film atau ajak anak terlibat percakapan dengan menceritakan perasannya.

Dengan ngobrol teratur dengan anak akan terbangun hubungan baik, sehingga ketika anak ada masalah, dia tidak sungkan menceritakannya pada orang tua.

Ajak anak untuk mengenali kekuatan dirinya

Mengenali kekuatan, kelebihan diri anak bukan berarti untuk sombong, tetapi agar anak rendah hati dan bisa mengembangkan potensinya. Dengan demikian akan muncuk kepercayaan diri.

Saya mengatasi anak dengan cara memberi semangat untuk terus belajar. Selain itu, mengarahkan ke aktivitas lain yaitu renang sesuai minatnya.

Fokus pada usaha

Orang tua sebaiknya mengajarkan anak pentingnya usaha daripada hasil akhir karena tidak semua usaha, hasilnya sesuai yang direncanakan.

Misalnya ketika anak saya usaha masuk ke klub renang, rencanya agar dia bisa mendapat medali di kejuaraan. Namun, usahanya tidak berhasil, tidak masalah karena ada hikmah di balik dia rajin renang, seperti badan, pola hidup jadi sehat. 

Masih banyak contoh lain, yang penting orang tua terus memberi dukungan agar anak usaha.

Memberi teladan

Bagian terpenting mengajak anak untuk self talk positif adalah memberi teladan. Anak akan belajar banyak dengan melihat dan mengamati orangtuanya.

Jadi, ketika orangtua dihadapkan pada situasi yang menantang atau membuat frustrasi, lakukan self-talk positif dalam hidup sendiri.

Menjadikan anak lebih positif membutuhkan waktu cukup lama, bersabar dan terus melakukan yang terbaik untuk anak-anak.

Jika masih ada masalah tidak ada salahnya kita meminta bantuan ahli, misalnya guru pembimbing sekolah, psikiater anak. 

Terima kasih telah membaca.

Salam,

Sri Rohmatiah

Baca juga Penyebab dan Solusi Anak yang Tidak Fokus pada Lawan Bicara

***

Bahan bacaan : 1 dan 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun