Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

3 Cara Mengalokasikan THR Anak Anti Investasi Bodong

11 Mei 2022   09:08 Diperbarui: 12 Mei 2022   01:12 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak mendapatkan THR di hari lebaran. Sumber: iStockphotos.com

Tunjangan hari raya (THR) anak saat lebaran banyak? Bunda bingung mengelola THR anak? mau disimpan di tabungan orang tua, sudah viral guyonan investasi bodong. Mau dibelikan mainan semuanya, rasanya ko eman-eman, uang habis sekejap.

Pada dasarnya THR anak adalah milik anak, dia berhak atas uang yang didapat dari pemberian kerabat, tetangga, sahabat. Namun, orang tua punya kewajiban mengawasi, mengarahkan agar uang tersebut bermanfaat.

Orang tua mengawasi bukan berarti mengajarkan anak untuk investasi bodong seperti yang sedang viral di media sosial. Orang tua memegang uang THR anak termasuk investasi bodong, hal ini tergantung bagaimana orang tua mengelola uang THR anak.

Saya punya cara mengalokasikan THR anak anti penipuan, investasi bodong atau apa itu namanya. Namun, sebelumnya kita ketahui dulu berapa sih THR yang didapat anak saat lebaran?

Berapa THR Anak? 

Tentu jawaban setiap anak akan berbeda, tetapi secara umum ada batas tidak tertulis pemberian THR pada anak. Orang tua, kerabat, tetangga sudah bisa diprediksi berapa rupiah yang akan diberikan pada anak-anak.

Ini berdasarkan pengalaman pribadi dan kebiasaan Mbah Putri (Ibu mertua) dan saya memberi THR pada anak-anak.

Ibu mertua yang sering dipanggil Mae akan memberikan THR kepada semua cucunya, anak tetangga, anak kerabat yang datang silaturahmi ke rumah.

Setelah sungkeman di rumah, kami memberi THR pada anak-anak. Foto pribadi (Sri Rohmatiah)
Setelah sungkeman di rumah, kami memberi THR pada anak-anak. Foto pribadi (Sri Rohmatiah)

Ibu mertua tinggal dengan saya, setiap tahun saya akan memberi uang pecahan Rp5.000-Rp20.000 untuk THR anak-anak plus amplop lebaran sebanyak 40 lembar.

Setelah saya memberikan uang dan amplop, Mae akan mengisi amplop itu dengan jumlah berbeda. Dia akan mengatakan.

"Kalau ada cucuku weweh, kasih amplop warna kuning, kalau orang lain yang warna ungu."

Perbedaan warna hanya untuk mengingat isi dalam amplop. Bukan bermaksud ngintip atau kepo, isi amplop saya buka, ternyata amplop warna kuning, isinya Rp20.000 sedangkan amplop ungu uangnya Rp10.000.

Selain saya menyiapkan THR untuk anak-anak lewat tangan Ibu mertua. Saya pun membuat sendiri THR, yang dibagikan saat acara sungkeman di rumah, sebagian besar diantar ke rumah masing-masing.

Anak saya mendapat THR dari kerabat atau orang lain sejak mereka sekolah madrasah kelas dua. 

Mereka senang ada yang ngasih langsung. Contohnya, ketika ngantar THR dan makanan weweh ke kerabat jauh yang sudah sepuh. Ketika pulang dia sorak gembira sambil memperlihatkan uang uang Rp2.000.

"Mamah aku dikasih uang dua ribu rupiah, katanya sama adik berdua."

Saya senyum senang melihat anak bahagia. Sejak saat itu anak-anak mendapat THR dari kerabat mulai dari Rp5.000 hingga Rp50.000.

Anak-anak pun dapat jatah THR dari Bapaknya. 

Manfaat Memberi THR pada Anak

Memberi THR saat lebaran akan sangat berbeda dengan memberi garam di laut. Memberi saat lebaran adalah bentuk perhatian, pengakuan kalau kita mencintai anak-anak, entah itu anak sendiri, anak orang lain.

Jika kita berpikir merasa mubazir memberi perhatian kepada sesama muslim terutama anak-anak, selamanya tidak akan memberi. "Ah dia mah orang tuanya udah punya uang, ngapain ngasih THR." "Dia mah sudah bisa beli apa saja, ngapain ngasih THR."

Jika masih ada kalimat di atas, itu adalah racun hati yang akan memisahkan persaudaraan, persahabatan kasih sayang pada anak. Anak diberi berapa pun akan mengingatnya suatu kebaikan.

Misalnya ketika orang yang memberi itu meninggal, anak saya mengatakan, "Yang meninggal barusan itu Mbah yang suka ngasih THR aku ya, Mah?" Anak saya lupa berapa Mbah itu memberi THR, yang dia ingat Mbah sering ngasih uang jika lebaran.

Ilustrasi anak dapat THR dan 3 cara alokasikan THR uang (Gambar diolah penulis dari Shutterstock)
Ilustrasi anak dapat THR dan 3 cara alokasikan THR uang (Gambar diolah penulis dari Shutterstock)

Memberi THR itu akan menjadi amalan yang mengalir bagi pemberinya. Jadi THR untuk anak-anak tidak ada hubungannya dengan memberi garam di laut, tidak ada yang sia-sia.

THR juga melatih, mengenalkan anak akan arti memberi. Ketika dewasa dan memiliki gaji sendiri mereka akan melakukan hal yang sama, memberi, mencintai anak-anak. Seperti keponakan yang sekarang sudah bekerja. Mereka bergilir memberi THR pada adik-adiknya.

3 Cara Mengalokasikan THR Anak

Saya membebaskan anak-anak dalam penggunaan THR-nya, tetapi tetap ada saran. Saran saya selalu sama, silakan beli apa saja yang bermanfaat, sisihkan untuk sedekah/wakaf, sisanya masukkan ke tabungan anak. Itulah 3 alokasi THR anak.

Ini adalah momen tepat untuk mengajarkan sedekah, zakat, wakaf pada anak. Jika anak masih balita, belum memahami zakat mall dan wakaf, kita bisa mengajarkan tentang sedekah yang nilainya tidak terbatas.

Saya mulai melibatkan anak-anak tentang santunan anak yatim, sedekah, zakat mall sejak mereka sekolah dasar. Menginjak SMP sudah dikenalkan dengan wakaf tanah masjid.

Untuk jumlah berapa yang harus disedekahkan saya tidak mematok. Hal ini untuk melatih keikhlasan dan melatih mengatur pengeluaran. Namun, tetap ada pantauan dari orang tua.

Ketika mendapat THR anak-anak diingatkan untuk bersedekah, zakat atau wakaf tanah terlebih dahulun sebelum membelanjakannya.

  • Beli sesuatu sesuai keinginan

Dapat uang THR, pada umumnya anak-anak bebas membeli apa saja sesuai keinginan. Sah-sah saja selama barang yang dia inginkan bermanfaat.

Di sini tugas orang tua memantau, mengarahkan. Saya membebaskan anak-anak membeli apa saja, tetapi, tetap ditanya beli apa? manfaatnya apa? harganya berapa? Ada sisanya tidak untuk disimpan?

Intinya ada komunikasi dari hati ke hati, tidak memaksa apalagi ada kesan investasi bodong.

Sejak usia 9 tahun anak-anak sudah diberi buku tabungan junior, namanya tetap orang tua, tetapi tertera nama anak. Anak-anak senang karena ada namanya di buku rekening. Setiap tahun, mereka menyimpan sisa uang THR di tabungan.

Ketika si Kakak sudah 17 tahun, buku tersebut beralih, 100 persen nama anak. Penggunaan uang THR masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun, sekarang dia beli bukan lagi mainan. Dia membeli keperluan lain sebagaimana remaja.

Ketika akan ke Malang, anak gadis memberikan dompet kepada saya, "Mah nanti tolong uang di dompet masukkan ke BRI ya, sudah tebal nih."

Hikhik ... ketika saya lihat, ternyata dompetnya tebal dengan uang baru Rp5.000 hingga Rp100.000, jumlahnya ada Rp2.100.000. Diam-diam THR anak lebih besar dari emaknya.

Sedangkan anak cowok dari uang THR, dia belikan perlengkapan alat motor, dia lagi senang-senangnya modif sepeda motor. Namun, saya tetap mengingatkan, memantau sudah sedekah dan bisa nabung gak.

 Semoga bermanfaat.

Salam Sri Rohmatiah

Baca juga Berikut Penyebab dan Solusi bagi Anak yang Tidak Fokus

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun