Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

3 Kiat Mudik Lebaran Anti Pamer

14 April 2022   14:27 Diperbarui: 18 April 2022   14:31 1746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mudik.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Dari pengalaman selama mudik dengan kendaraan pribadi, ada tips agar mudik tidak dianggap pamer apalagi mendatangkan dosa bagi yang mencibir. Kalau kita mah mudik yang penting mudah dan nyaman, lepas dari omongan orang.

Tips Mudik Lebaran Anti Pamer

1. Jangan memaksakan diri sewa kendaraan

Tidak ada salahnya sewa kendaraan untuk mudik, uang-uang sendiri gak minta tetangga. Yang jadi masalah jika memaksakan diri apalagi sampai utang jaminan rumah. Iya kalau punya jaminan, jika tidak?

Kalau mudik memaksakan diri sewa kendaraan dan utang, sudah jelas ada niat pamer, ingin orang lain menganggap kita sukses di rantau. Walaupun niat awalnya hanya mempermudah atau kenyamanan di jalan.

Sebelum sewa kendaraan sebaiknya tahu dulu kemanfaatannya. Selain itu musyawarah dengan anggota keluarga perihal dana nganggur atau lebih yang bisa digunakan sewa. Jika tidak ada mendingan pakai kereta atau kendaraan umum. Uang sewa bisa untuk beli tiket. Saya rasa lebih murah jika pakai bus ekonomi.

2. Jaga penampilan dan sikap

Penampilan sering kali berlebihan jika mudik. Simpanan emas dipakai, baju lebaran gonta ganti, lipstick, sepatu, bedak, handphone baru. Sah-sah saja jika itu dibeli hasil kerja sendiri, bukan utang atau sewa tetangga.

Saya pernah tahu ada tetangga yang menyewakan perhiasannya jelang lebaran dan itu diminati emak-emak banget.

Agar tidak dianggap pamer, jaga juga omongan, sikap ketika silaturahmi. Jangan melulu cerita pekerjaan, harta, emas. Bagi orang yang tidak memiliki emas, akan merasa tidak nyaman berada di lingkungan tersenut.

Seperti yang pernah diceritakan sepupu ketika kumpul dengan iparnya yang tajir melintir. Obrolannya seputar cara mengkilaukan emas, harga, beratnya emas. Sepupu jadi enggan berkumpul karena katanya jadi kambing tuli saja, bengong.

Beda lagi jika pujangga emas yang cerita saja soal emas, dia kan lagi promosi, iklan barangnya agar banyak yang beli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun