Kehadiran ustaz di desa sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat dan kondisi desa karena ustaz memiliki peran penting dalam kehidupan warga.
Seperti yang terjadi di desa tempat tinggal saya. Kehadiran ustaz di tengah-tengah masyarakat membawa perubahan baik terutama tentang akidah (keyakinan) warga.
Dahulu, agama Islam menjadi minoritas di desa kami, banyak anak-anak dan orang dewasa tidak dapat memakmurkan masjid. Bukan karena sibuk bekerja, tetapi kurangnya keyakinan.
Siapakah ustaz itu?
Ustaz merupakan sebutan bagi seorang guru agama Islam atau guru besar (laki-laki). Sebagai guru tentunya ustaz memiliki pengaruh  terhadap masyarakat. Hal ini karena ustaz sebagai panutan masyarakat terhadap segala persoalan.
Seseorang diberi gelar ustaz tidak mengenal usia, dia bisa saja masih muda atau sepuh. Biasanya ustaz itu lulusan sekolah agama Islam baik sekolah dalam negeri atau luar negeri. Bisa juga ustaz lulusan pondok pesantren dan dia berperan aktif di masyarakat.
Masyarakat menilai, ustaz itu orang yang memiliki ilmu yang luas tentang pemahaman Islam. Jadi peran ustaz dalam membina akidah masyarakat sangatlah penting. Â
Bagaimana peran ustaz di desa?
Peran ustad di desa sangat penting yakni untuk memperbaiki akidah warga. Seperti yang kita  ketahui agama Islam menjadi mayoritas atas peran pemuka agama.
Berikut peran ustaz di tengah-tengah masyarakat terutama di desa yang masih banyak percaya dengan keampuhan dukun
1. Memperbaiki akidah warga
Peran ustaz di masyarakat adalah untuk meneruskan ajaran Nabi Muhammad saw, yakni menyakini Islam (Akidah), beriman kepada Allah Swt.
Akidah memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari karena sebagai landasan atau fondasi utama. Dengan akidah juga dapat membentuk manusia yang berakhlakul karimah.
Kata akidah diambil dari kata dasar 'al-aqdu'Â artinya iman yang berarti keyakinan, atau kepercayaan.
Sementara pengertian iman disebutkan dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Umar bin Khatthab r.a.
Suatu hari Rasulullah saw., Â didatangi oleh Malaikat Jibril, dan Jibril bertanya,
"Beritahukanlah kepadaku apa itu iman."
Rasulullah bersabda: "Iman itu artinya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk."
Sabda Rasulullah tersebut adalah rukun Iman.  Jika diurutkan, maka rukun Iman ada 6, yakni:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
4. Iman kepada rasul-rasul Allah
5. Iman kepada hari kiamat
6. Iman kepada qada dan qadar
2. Menanamkan nilai Islami
Tugas ustaz lainnya adalah bertanggung jawab untuk mendidik, mengawasi, serta menanamkan nilai-nilai Islami ke dalam diri masyarakat. Nilai-nilai Islami tentu dicontohkan dalam perilaku ustaz itu sendiri agar bisa digugu dan ditiru masyarakat. Sesuai pengertian dari ustaz sebagai guru.
Dengan merujuk pada pernyataan tersebut, ustaz harus berperan aktif dalam mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat.
Contohnya permasalahan yang sering terjadi adalah :
Pertama tentang nilai akidah, di mana masih banyak masyarakat yang percaya akan keampuhan seorang dukun.
Di sini tanggung jawab ustaz untuk menyelesaikan permasalahan akidah warga. Ustaz menyakinkan, memberi pengertian bahwa kepercayaan terhadap dukun tidak sejalan dengan Maqasid Al-Syar'iah (tujuan-tujuan syariat Islam) yaitu menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan dan menjaga harta.
Contoh kedua adalah penanaman nilai syariah, di mana ustaz mesti mengajarkan dasar hidup umat Islam berdasarkan pada Al-Quran dan hadist. Di dalam Al-Quran dan hadist ini ada panduan dalam menjalankan kehidupan di dunia dan akhirat.
Tidak semua orang bisa dikatakan ustaz, ada hal-hal yang harus dikuasai sebelum seseorang dinobatkan menjadi ustaz sungguhan. Jika hanya sekadar nama, semua orang bisa dinamakan ustaz. Namun, apakah dia sudah layak?
KH Muhammad Nur Hayid, pengurus Lembaga Dakwah PBNU menjelaskan, ada tiga syarat yang harus dimiliki seorang ustaz panutan ketika sudah siap dan berani mengajak orang lain.
- Seorang ustaz harus memiliki hati yang luas dan siap menerima keragaman
Di desa tempat tinggal saya, tidak semua warga beragama Islam. Bahkan di desa berdiri tempat ibadah agama lain. Ustaz yang memiliki hati luas dia akan menerima kehadiran orang yang beragama lain agar tercipta kerukunan.
Hati yang luas juga termasuk menerima dengan sabar ketika ada warga yang tidak mau diajak ke dalam kebaikan.
- Ustaz juga harus memiliki keluasan ilmu dan kedalaman agama yang didapatkan dari pendidikan baik formal maupun non formal.
Keluasan ilmu ini harus dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari, tidak Jarkoni, ngajar tapi ora ngelakoni (Ngajar tapi tidak melaksanakan).
Bagaimana peran Ustaz di desa tempat tinggal saya?
Jika merujuk dari siapa ustaz, di desa banyak yang berperan sebagai guru dan menurut penilaian saya semua terlibat dalam perkembangan Islam di desa. Terbukti masjid selalu ramai dengan kegiatan ibadah.
Selain itu kesadaran warga akan sedekah, infak, aqiqah, dan ibadah lainnya pun tinggi. Anak-anak banyak yang belajar di TPA terdekat dengan guru dari pesantren, walaupun guru tersebut dikatakan ustazah karena perempuan.
Ibu-ibu pun rutin mengadakan pengajian mingguan secara bergilir. Â Untuk setiap hari ada kelas membaca Al-Quran yang diadakan oleh ustazah.
Jika seruan berbuat kebaikan, hati warga gemetar untuk segera berlomba-lomba melakukannya. Semua kebaikan warga karena peran ustaz, ustazah serta keinginan masyarakat untuk menjadi lebih baik.
Baca juga 7 Amalan di Bulan Ramadan yang Dapat Diajarkan pada Anak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H