Contohnya permasalahan yang sering terjadi adalah :
Pertama tentang nilai akidah, di mana masih banyak masyarakat yang percaya akan keampuhan seorang dukun.
Di sini tanggung jawab ustaz untuk menyelesaikan permasalahan akidah warga. Ustaz menyakinkan, memberi pengertian bahwa kepercayaan terhadap dukun tidak sejalan dengan Maqasid Al-Syar'iah (tujuan-tujuan syariat Islam) yaitu menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan dan menjaga harta.
Contoh kedua adalah penanaman nilai syariah, di mana ustaz mesti mengajarkan dasar hidup umat Islam berdasarkan pada Al-Quran dan hadist. Di dalam Al-Quran dan hadist ini ada panduan dalam menjalankan kehidupan di dunia dan akhirat.
Tidak semua orang bisa dikatakan ustaz, ada hal-hal yang harus dikuasai sebelum seseorang dinobatkan menjadi ustaz sungguhan. Jika hanya sekadar nama, semua orang bisa dinamakan ustaz. Namun, apakah dia sudah layak?
KH Muhammad Nur Hayid, pengurus Lembaga Dakwah PBNU menjelaskan, ada tiga syarat yang harus dimiliki seorang ustaz panutan ketika sudah siap dan berani mengajak orang lain.
- Seorang ustaz harus memiliki hati yang luas dan siap menerima keragaman
Di desa tempat tinggal saya, tidak semua warga beragama Islam. Bahkan di desa berdiri tempat ibadah agama lain. Ustaz yang memiliki hati luas dia akan menerima kehadiran orang yang beragama lain agar tercipta kerukunan.
Hati yang luas juga termasuk menerima dengan sabar ketika ada warga yang tidak mau diajak ke dalam kebaikan.
- Ustaz juga harus memiliki keluasan ilmu dan kedalaman agama yang didapatkan dari pendidikan baik formal maupun non formal.
Keluasan ilmu ini harus dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari, tidak Jarkoni, ngajar tapi ora ngelakoni (Ngajar tapi tidak melaksanakan).
Bagaimana peran Ustaz di desa tempat tinggal saya?
Jika merujuk dari siapa ustaz, di desa banyak yang berperan sebagai guru dan menurut penilaian saya semua terlibat dalam perkembangan Islam di desa. Terbukti masjid selalu ramai dengan kegiatan ibadah.