Harapan AKBP Suryono tidak jauh dari harapan warga. Bahkan harapan warga harga migor bisa turun sama seperti tahun lalu, walaupun itu suatu yang tidak mungkin.Â
Dari harga di atas, harga migor paling mencolok hampir 150 persen dibanding tahun 2021. Pengeluaran masyarakat pun mengalami kenaikan. Bagi warga ekonomi atas tidak akan berpengaruh karena mereka tidak mengonsumsi minyak goreng apalagi curah.
Bagi kami masyarakat ke bawah, minyak goreng menjadi kebutuhan pokok, terutama pedagang gorengan, industri rumahan. Apalagi pada bulan Ramadan. Masyarakat sudah terbiasa berbuka dengan gorengan, walaupun berdampak negatif.
Sebagai emak, saya sudah mengurangi minyak goreng hampir 75 persen dari biasanya. Bukan karena tidak memasak. Akan tetapi mengurangi membuat cemilan berbahan minyak goreng, seperti bakwan, tahu isi, donat, tempe mendoan. Kalau puasa, saya tidak bisa menjamin penggunaan migor bisa irit. Lha wong anak lanang suka bakwan sebagai menu utama buka puasa.
Baiklah dengan pantauan harga hari ini, semoga, emak-emak bisa merencanakan belanja selama Ramadan.Â
Yang menjadi catatan, harga sembako setiap daerah akan berbeda, tetapi mungkin tidak jauh berbeda.Â
Saya sepakat jika kurang uang belanja jangan minta suami, tetapi minta kepada Allah di telinga suami. Saya sudah membuktikannya, akhir Maret dapat tambahan uang belanja. Semoga April juga dapat tambahan plus bonus jatah kolak, kolang kaling, dan lain sebagainya. Hehe.
Madiun, 31 Maret 2022
Data harga kebutuhan pokok dari Humas Polres Kota Madiun bekerja sama Dinas Perdagangan Madiun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H