Petani atau buruh tani yang ada disekitar sawah akan berkumpul untuk berdoa. Nasi dan lauk dibagi kepada yang hadir dalam ritual tersebut juga tetangga dengan cara dibungkus daun pisang.
Methil dari Masa ke Masa
Tradisi methil dari masa ke masa mengalami perubahan. Saya hanya menyaksikan dua kali perubahan. Sedangkan suami, dia mengalami semua perubahan ritual tersebut. Dari ceritanya saya bagi menjadi 3 masa.
Methil di era 60-anÂ
Pada tahun 1960-1990, tradisi methil benar-benar masih alami, belum terpengaruh dunia luar. Di mana petani yang memiliki sawah, entah itu luas satu petak, dua petak atau 10 petak, mereka melaksanakan methil..
Misalnya, dalam satu hari ada 10 petani yang melaksanakan methil. Anak-anak atau warga, berpindah-pindah mengikuti ritual dari sawah satu ke sawah lainya.
Tata cara methil pada masa itu
Petani membuat takir kecil dari daun pisang sebanyak 5 buah. Dua takir diisi sayap panggang ayam, bunga setaman, telur ayam. Dua takir lagi diisi dua ceker ayam, bunga setaman, telur. Satu takit diisi kepala ayam panggang, telur dan bunga setaman.
Takir-takir yang telah didoakan sesepuh dusun akan disimpan di sawah, yang berisi kepala ayam disimpan di tengah sawah yang padinya siap dipetik. Empat takir, masing-masing disimpan di setiap pojok sawah.
Takir-takir itu untuk menyambut kedatangan Mbok Sri, tetapi nantinya akan dimakan oleh pemetik padi.
Methil di era 90-anÂ