Setelah mendapat suasana santai untuk ngobrol atau kesempatan memberi edukasi seksual pada anak, hindari aji mumpung. Kita harus melakukan secara berkala, sesuaikan tema yang sedang dibahas. Dengan begitu anak mudah menyerap dan mengingat informasi yang kita sampaikan.
Di akhir pembicaraan, tanyakan, apakah dia memahaminya atau tidak. Jika belum paham, jangan marah atau menakut-nakuti. Â Anak memerlukan waktu untuk memahami.Â
Ketiga, membeli buku
Membeli buku mungkin menjadi permasalahan bagi orang tua yang tidak menyediakan dana buku. Buku sebenarnya bisa meminjam di perpustakaan daerah atau bisa juga meminjam dari teman.
Buku memudahkan orang tua memberikan edukasi seksual pada anak. Ada banyak buku tentang pubertas, seksualitas bagi anak yang mudah dipahami.
Untuk anak di bawah 9 tahun, ada buku yang dilengkapi dengan gambar. Kita bisa membacakan buku tersebut sebagaimana kita membaca dongeng. Â
Kalau untuk remaja, anak saya membeli buku yang berjudul "Kunci Jawaban Pertanyaan Tak Terucapkan". Isinya mengenai pernak pernik remaja, mulai dari pacaran, menstruasi, kode etik seks, kepribadian, hubungan dengan keluarga dan masih banyak lagi yang dibahas.
Buku ini cocok bagi orang tua yang sibuk, juga bagi anak yang malu bertanya pada orang tua. Buku ini sebagai jembatan komunikasi antara anak dengan orang tua.
Tujuan pendidikan seksual pada anak, agar mereka berperilaku seks sehat, bertanggung jawab, juga sebagai bekal menghindari kekerasan seks.Â
Kita tahu kekerasan seks bisa terjadi pada siapa saja, usia berapa pun. Dengan pembekalan, anak akan tahu cara mencintai dan menjaga tubuhnya.