HUT Pemerintah Provinsi Jawa Timur sangat ditunggu-tunggu, terutama pelukis Indonesia.
Telah sebelas tahun para pelukis  memeriahkan hari jadi Jawa Timur dengan menggelar pameran lukis, di bawah naungan Sanggar Merah Putih.
Namun, karena pandemi, Â Sanggar Merah putih cuti dari kegiatannya yakni PSLI atau Pasar Seni Lukis Indonesia.Â
PSLI 2021, menjadi awal kebangkitan seni di tengah Pandemi. Tentunya  dilaksanakan dengan protokol kesehatan. Panitia pun menyediakan tes antigen secara gratis untuk seluruh peserta pameran.
Apa itu Pasar Seni Lukis Indonesia?
Pasar seni lukis Indonesia adalah sebuah acara pameran lukis untuk memeriahkan HUT Pemprov Jawa Timur. Selain itu, juga sebagai ajang pertemuan para kolektor, pecinta seni, pelukis seluruh kota yang ada di Indonesia terutama Jawa dan Bali.
Pameran yang digelar sejak 3-12 Desember 2021 diikuti oleh 140 pelukis seluruh kota. dengan 80 stand. PSLI ini atas dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Sebelum PSLI resmi dibuka oleh Plh Sekda Prov Jatim, Heru Tjahjono. Panitia menyambut jajaran Pemprov, peserta  pameran dan pengunjung, dengan persembahan tarian reog dan tari remo sebagai tarian selamat datang.
Moh. Anis sebagai ketua Sanggar Merah Putih sekaligus ketua panitia PSLI 2021, Â mengatakan, "Teman-teman pelukis selama dua tahun ini, PPKM di rumah isinya gambar terus, akhirnya gambar menumpuk di rumah, Alhamdulillah pada tahun ini bisa menyelenggarakan PSLI, karena ini agenda yang ditunggu-tunggu pelukis seluruh Indonesia."
"Selama sebelas tahun sebelumnya kami tidak pernah membuat tema pada PSLI, pada tahun ini kita membuat tema 'Ayo Bangkit'. Dengan harapan, tema ini tidak membangkitkan   bukan saja seniman lukis, tetapi juga seniman bidang lainnya."
Seusai membuka secara resmi PSLI, Heru Tjahjono berharap, pameran yang dilakukan setiap tahun dapat membuka ruang kebebasan untuk mengapresiasikan sentuhan-sentuhan di kanvas. Juga menjadi momentum kebangkitan para seniman lukis Jawa Timur dan daerah lain setelah hampir dua tahun terpuruk.
PSLI juga disambut baik oleh para kolektor, para pelukis, salah satunya, Sadikin Part pelukis Malang, Agus Yusuf pelukis Madiun. Keduanya, walaupun sering memamerkan hasil karya hingga Eropa, PSLI membawa kesenangan tersendiri karena bisa sebagai ajang silaturahmi pelukis se-Indonesia dan edukasi antar pelukis.
Apa yang membuat saya asyek menyaksikan PSLI?
Saya bukan pelukis, tetapi asyek saja ikut serta kemeriahan PSLI. Selain bisa menikmati aneka ragam lukisan saya juga bisa bebas ngobrol dengan para pelukis.
Kali ini saya coba wawancara, tepatnya ngobrol bareng pelukis wanita, Paulina Soessri Handa sebagai salah satu pelukis wanita asal Surabaya, yang turut serta menggelorakan karyanya.
Paulina Soessri Handa yang kesehariannya sebagai guru, bisa menyempatkan waktu untuk melukis. Karya-karyanya sudah tidak bisa diragukan lagi, keren. Pengalaman pameran juga sudah ke berbagai kota.
Pada masa pandemi, tidak diam saja. Di sela-sela mengajar daring, pameran daring pun diikutinya.
Jadi dengan pameran ini bukan sekadar kita menjual hasil harya, tetapi ada interaksi antar pelukis untuk saling mengedukasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H