Moh. Anis sebagai ketua Sanggar Merah Putih sekaligus ketua panitia PSLI 2021, Â mengatakan, "Teman-teman pelukis selama dua tahun ini, PPKM di rumah isinya gambar terus, akhirnya gambar menumpuk di rumah, Alhamdulillah pada tahun ini bisa menyelenggarakan PSLI, karena ini agenda yang ditunggu-tunggu pelukis seluruh Indonesia."
"Selama sebelas tahun sebelumnya kami tidak pernah membuat tema pada PSLI, pada tahun ini kita membuat tema 'Ayo Bangkit'. Dengan harapan, tema ini tidak membangkitkan   bukan saja seniman lukis, tetapi juga seniman bidang lainnya."
Seusai membuka secara resmi PSLI, Heru Tjahjono berharap, pameran yang dilakukan setiap tahun dapat membuka ruang kebebasan untuk mengapresiasikan sentuhan-sentuhan di kanvas. Juga menjadi momentum kebangkitan para seniman lukis Jawa Timur dan daerah lain setelah hampir dua tahun terpuruk.
PSLI juga disambut baik oleh para kolektor, para pelukis, salah satunya, Sadikin Part pelukis Malang, Agus Yusuf pelukis Madiun. Keduanya, walaupun sering memamerkan hasil karya hingga Eropa, PSLI membawa kesenangan tersendiri karena bisa sebagai ajang silaturahmi pelukis se-Indonesia dan edukasi antar pelukis.
Apa yang membuat saya asyek menyaksikan PSLI?
Saya bukan pelukis, tetapi asyek saja ikut serta kemeriahan PSLI. Selain bisa menikmati aneka ragam lukisan saya juga bisa bebas ngobrol dengan para pelukis.
Kali ini saya coba wawancara, tepatnya ngobrol bareng pelukis wanita, Paulina Soessri Handa sebagai salah satu pelukis wanita asal Surabaya, yang turut serta menggelorakan karyanya.
Paulina Soessri Handa yang kesehariannya sebagai guru, bisa menyempatkan waktu untuk melukis. Karya-karyanya sudah tidak bisa diragukan lagi, keren. Pengalaman pameran juga sudah ke berbagai kota.
Pada masa pandemi, tidak diam saja. Di sela-sela mengajar daring, pameran daring pun diikutinya.