Berbeda dengan tanggapan ibu mertua saya, ketika anak bujang yang saat itu masih sekolah dasar ikut serta mencuci piring. "Le ... kowe dikongkon mamahmu toh isah-isah?"Â artinya, "Nak ... kamu apa disuruh mamahmu nyuci piring?"
Mungkin kalimat tanya biasa, selanjutnya marah karena saya telah mengajak cucunya terjun dengan piring-piring, gelas, sabun, air. Namanya anak-anak, yang basah bukan saja perabotan, bajunya pun penuh dengan sabun dan air. Namun, kami senang, tertawa-tawa, seolah-olah basah suatu lelucon.
"Cah cilik dikongkon isah-isah!" ujarnya lagi kepada saya.
"Anak kecil disuruh nyuci piring!"
Kalau sudah begitu jangan diberi penjelasan. Pada umumnya seorang nenek akan lebih sayang pada cucunya daripada anaknya sendiri dulu.
Ini hanya contoh cara orang tua sekarang mendidik anak dalam hal pekerjaan rumah. Walaupun tidak menutup kemungkinan masih ada orang tua yang melibatkan anak-anak dalam urusan kerumahtanggaan.
Seperti yang saya lakukan kepada anak-anak. Walaupun mertua terkesan tidak setuju. Dengan pendekatan, dia akhirnya, "Sakarepmu lah" dan ibu mertua akan diam jika anak-anak pegang sapu atau perlengkapan pawon.
Baca juga Bagaimana Jika Anak Melakukan Kesalahan?
Manfaat anak belajar urusan kerumahtanggaan sejak dini
Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, orang tua jaman dahulu tidak belajar parenting dalam mendidik anak-anaknya. mengajari ilmu kerumahtanggaan sesuai kebiasaan. Mereka juga tidak membaca beberapa hasil penelitian para ilmuwan. Dari kebiasaan saya membantu orang tua, ternyata banyak manfaatnya. Di antaranya :
1. Mandiri