Saya pun segera membuka pintu, ternyata di luar kosong tak ada apa-apa.
Kami segera memeriksa halaman toko yang tanpa pagar dan tumpukan bata, pasir yang ada di seberang jalan. "Ember ... ember itu, mungkin tertinggal," batinku.
Namun, halaman toko ukuran 3x7 meter itu bersih, daun pun tak ada. Halaman itu memang saya bersihkan setiap pagi dan sore, tanpa ada barang yang dipajang. Contoh keramik saya tata rapih di tembok dengan memakai karpet, itu pun tidak ada yang jatuh.
Kami melupakan malam itu dan menganggap ada orang iseng.
Peristiwa pagi hari
Pagi-pagi ketika membuka rolling door , saya berdiri di depan pintu sembari membersihkan debu. Tiba-tiba ada bagian lantai yang saya lewati seperti kosong.
Coba, teman-teman, pukul-pukul keramik rumah, akan bisa membedakan mana bawah keramik yang terisi semen dan mana yang tidak. Akan berbeda bunyinya, sekalipun kita hanya menginjaknya.
Saya pun menyuruh karyawan dan tukang yang pekan kemarin ngecor teras toko.
"Ini bawah lantai apa lupa tidak dicor, Pak? Ini sewaktu-waktu bisa amblas."
"Sudah saya cor semua, semennya juga banyak, Bu, tapi kenapa kosong ya?"
Setelah lantai itu dijebol, ternyata ke bawah, ke samping kiri dan kanan bolong 1 meter, tanpa semen, pasir. Kosong seperti sumur.
"Coba cari sumbernya dan sisa dari bahan bangunan itu, mungkin dibolongi tikus!" perintah suami saat itu.