Saatnya tiba, sebelum salat malam, saya membuat teh panas untuk suami. Dia sudah siap salat di lantai bawah dekat meja kasir. Lampu pun terang benderangÂ
Suara itu, tiba-tiba terdengar dari luar toko, persis depan rolling door .
Saya tafsirkan itu suara ember plastik, diisi batu, bata kecil, pasir lalu digoyang-goyang dengan keras. Saat itu saya tidak berpikir hantu atau kunti, tetapi, orang jahat yang akan memancing supaya pintu dibuka.
Suara itu semakin keras, saya pun mematikan lampu toko, dan berlari ke lantai dua untuk melihat siapa yang ada di bawah.
Handphone saya pijat nomor keponakan.
"Sini ke toko, ada orang mainkan ember di depan pintu. Ke sininya pakai motor ya, jangan sendiri, ajak bapake!"
Saya turun kembali ke toko, suara itu masih ada. Kami berdua hening, tak ada yang bicara. Takut ada orang tiba-tiba masuk dan mengancam nyawa kami.
Tiba-tiba suara ember itu hilang berbarengan suara telepon dari ponakan.
"Saya di depan toko seberang jalan, buka pintunya, Bude."
"Yakin gak ada orang?"
"Tidak ada."