WHO menjelaskan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi di mana individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.
Dari pengertian tersebut, sangat jelas jika kesehatan mental perlu diperhatikan sama seperti kesehatan fisik. Ketika mengalami gangguan, keduanya perlu penanganan dari dokter dan psikolog.
Gangguan kesehatan mental di masyarakat sering dikaitkan dengan makhluk gaib, kesurupan, sehingga pengobatannya pun dengan ritual. Bagi yang percaya, tidak masalah, tetapi, sekarang kita harus memahami gangguan kesehatan mental, erat dengan kecemasan tinggi. Kecemasan bisa terjadi pada siapa saja, bahkan anak-anak dan remaja.
Kesehatan mental pada anak-anak dan remaja
Kita mungkin berpikir anak-anak tidak akan mengalami stres, karena dunia mereka adalah bebas dari pikiran. Dugaan tersebut tentu salah, bagi sebagian anak, merasa tidak nyaman di sekolah saja merasa stres. Ada masalah dengan temannya, terlalu ditekan orang tua, juga bisa menyebabkan stres.
Kita, sebagai orang tua perlu  memperhatikan keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental anak-anak.
Menurut sumber psychologytoday.com, ada 4 tanda-tanda yang ditunjukkan anak ketika mengalami gangguan kecemasan tinggi.
1. Perubahan suasana hati
Hati seseorang mungkin tidak bisa diterka. Namun, kita bisa melihat dari perubahan si anak. Perubahan itu seperti, anak menjadi lebih mudah tersinggung atau marah. Mereka kewalahan, stres , cemas, atau depresi.
2. Perubahan kepribadian
Kepribadian anak yang lebih tahu adalah orang tuanya. Kita bisa memperhatikan perubahan cara anak bersosial. Misalnya, anak biasanya sangat sosial tetapi tiba-tiba berubah menjadi lebih pendiam.
3. Perubahan fisik