Bagi sebagian anak atau keluarga berinteraksi dengan dokter adalah suatu tantangan. Sementara untuk beberapa anak ke dokter bukan hal yang menakutkan, mereka menikmatinya.Â
Ketakutan anak terhadap dokter biasanya saat menerima vaksin, imunisasi yang telah terjadwal. Jika sakit yang tidak terduga, umumnya mereka lebih diam, nurut apa kata orangtua, tetapi, pada saat di tempat praktik dokter kerewelan pun mulai terjadi.
Seperti obrolan saya dengan Ibunya teman anak saya pekan lalu, Bunda panggilannya.
"Putranya sudah divaksinasi, Mah?"
"Sudah di sekolah, Bun."
"Waah, anak saya gak mau divaksinasi di sekolah, katanya takut, Mah!"Â
Sangat wajar anak merasa takut. Ketakutan akan vaksinasi, dokter, bukan terjadi pada anak-anak saja. Orang dewasa pun banyak yang mengalami trauma akan jarum suntik, tetapi, mereka lebih bisa mengendalikan ketakutan.
Baca juga Anak sudah vaksinasi, Siapkah untuk Sekolah Tatap Muka?
Tips Membujuk Anak Ketika Menghadapi Vaksinasi
Anak-anak saya semua sudah besar dan mereka sudah biasa menghadapi proses medis baik di sekolah atau ke dokter praktik. Namun, waktu kecil, pernah juga mengalami ketakutan jika di sekolah ada jadwal imunisasi.
Dari pengalaman tersebut dan sumber psychology today, Kita perlu membuat strategi baru agar anak siap menjalani vaksin dengan tenang.
Pertama, rencanakan ke depan
Setelah kita tahu jadwal atau janji temu dengan dokter membuat anak-anak khawatir. Kita bisa membuat rencana untuk hari itu. Misalnya dalam perjalanan kita bisa memutar musik favorit.Â
Ketika menunggu di tempat tunggu, Kita bisa duduk dengan tenang di sebelah anak, pegang tangannya, sesekali ajak cerita sambil tersenyum. Jika anak lebih suka duduk bersama teman-temannya, tidak masalah, mungkin itu bisa membuatnya tidak gugup. Orangtua bisa tunggu di seberangnya.
Untuk membuat rencana, kita juga melibatkan anak, meminta pendapatnya, menulis ide-idenya di kertas. Misalnya dengan mengajukan pertanyaan, "Adik nanti sambil nunggu giliran vaksin, mau baca buku apa?' Mungkin anak akan menjawab buku kesayangannya.Â
Baca juga 4 Cara Mengatasi Emosi Anak
Kedua, pilih hadiah
Orangtua menyiapkan hadiah untuk anak, tujuannya supaya anak bisa menyelesaikan prosedur medisnya. Biasanya anak akan senang jika dikasih hadiah. Pilih hadiah sesuai dengan kemampuan, tidak perlu mahal atau bagus.
Beberapa contoh hadiah adalah cokelat, cake, es krim, makan malam di restoran atau bisa bertanya kepada anak.
Sebelum memberikan hadiah, penting kita menyampaikan harapan-harapan yang perlu dilakukan anak untuk mendapatkan hadiah tersebut. Contohnya dengan mengatakan, "Ketika disuntik dokter, adik boleh menangis, tetapi tidak boleh menendang, memukul dokter ya!"
"Adik boleh teriak, menjerit saat suntik, tetapi susternya jangan dimarahi ya!"
Menyampaikan harapan, bukan untuk mengancam, tetapi anak menjadi tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Ketiga, tetap tenang
Ayah, bunda ketika anak-anak resah, merasa khawatir, terkadang kita juga ikut stres. Kita menenangkan anak-anak dengan suara keras. Alih-alih anak merasa rileks, malah semakin panik.
Sebelum menenangkan mereka buatlah strategi untuk menenangkan diri sendiri. Caranya mulai dari menarik napas lambat dan dalam, keluarkan perlahan melalui mulut.
Jika kita masih merasa khawatir anak tidak bisa mengendalikan emosi, kita bisa meminta bantuan kepada suster atau petugas yang ada. Petugas akan membuat strategi baru untuk membujuk anak supaya tenang.
Baca juga Berikut Cara Menghadapi Remaja yang Mengalami Depresi
Jangan lupa Bunda, setelah semuanya selesai dengan lancar, kita bertanya pengalamannya selama mengikuti proses pemberian vaksin. Memuji anak dan mendengarkan ceritanya akan membuat dia senang.
Pada akhirnya kita sebagai orangtua mencintai anak dengan tulus.
Salam bahagia,
Sri Rohmatiah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H