Akhir-akhir ini orang tua dan anak-anak kewalahan dengan seruan untuk waspada terhadap virus covid varian delta. Anak-anak membatasi pergaulan dengan teman-temannya.Â
Terlebih ketika ada informasi, bahwa, pembelajaran tatap muka segera dimulai. Kecemasan orang tua semakin meningkat. Namun, ketika harus menandatangani surat izin pembelajaran tatap muka. Saya tidak bisa menolak, karena semakin lama anak belajar di rumah, semakin kurang bersosial.
Pemerintah pun sudah menyiapkan berbagai antisipasi jika dalam waktu dekat ada pembelajaran tatap muka. Salah satunya dengan pemberian vaksin bagi siswa menengah.
Seperti yang telah dilaksanakan pemkot Madiun kemarin. Dalam rangka hari jadi pramuka pemkot telah memberi vaksin kepada 650 peserta vaksin. 500 vaksin pemberian dari pemprov Jawa Timur dan 150 dari Dinkes kota Madiun.
Baca juga Mengatasi Kecemasan Ketika Orang Tua Positif Covid-19
Setelah mendapat Vaksin, apakah orang tua masih cemas?
Jujur saja, saya masih cemas, karena taruhannya tinggi, yakni keselamatan anak-anak. Dengan kembali belajar di sekolah, semuanya akan kembali normal, belajar, bermain bersama.
Sangat wajar jika orang tua merasa cemas, Covid-19 sangat ganas dan tidak bisa diabaikan. Covid-19 telah merajalela ke semua kelompok umur, orangtua, anak-anak. Ketika ada masalah dengan kesehatan anak-anak, orang tua juga merasa bersalah telah mengizinkan anak.
Untuk itu penting kiranya kita mengatasi kecemasan terhadap anak-anak, karena kecemasan orang tua akan memengaruhi belajar mereka. Yang paling utama untuk merasa aman dari penyebaran virus tentu dengan memperhatikan prokes, anak-anak tetap memakai masker selama pembelajaran, sering mencuci tangan, tidak bergerombol dengan teman-temannya.
Selain itu. Kita juga bisa menerapkan beberapa pertimbangan sesuai kelompok usia. Setiap usia memiliki pola pikir dan emosi yang berbeda.
Usia dini
Anak usia balita tidak akan mengerti jika kita menjelaskan apa itu covid, bahaya dan bagaimana cara kita mengatasinya. Kita juga tidak bisa membiarkan anak balita menonton berita tentang covid melalui televisi dan internet.
Yang perlu kita lakukan, mengajak anak balita untuk tetap memakai masker dengan mengatakan kata-kata sederhana. "Kami semua saling mencintai dan peduli, untuk itu kita selalu memakai masker, mencuci tangan, dan tidak berkerumun, adik juga harus seperti itu ya."
Anak sekolah dasar
Anak-anak usia sekolah dasar, biasanya tidak nyaman dengan berbagai aturan, mereka ingin melanggar. Mereka merasa nyaman dengan kehidupan normal dulu. Saya sering melihat anak-anak bermain di kampung tanpa masker. Bergerombol di warung, pinggir sawah.
Tugas orang tua memberi pengertian yang manis, supaya anak-anak memahami bahaya virus corona. Namun, orang tua juga harus menghindari pertengkaran dengan anak.
Anak sekolah menengah
Siswa SMP dan SMA, mereka lebih bisa memahami dan mengerti resiko dari virus. Namun, untuk berkumpul dengan teman-teman, sulit dihindari. Mereka masih sering membuat janji pertemuan entah itu minum kopi atau sekadar ngobrol.
Jika orang tua menasehati, mereka akan menganggap kita memutus persahabatan, pertemanan. Alih-alih semua baik, malah timbul pertengkaran dan anak akan menjauhi orang tua.
Supaya tidak terjadi hal-hal tidak diinginkan, orang tua bisa membantu anak remaja dengan berempati, kita bisa menyediakan informasi covid-19 dari situs yang terpercaya.
Baca juga Covid-19 Telah Merenggut Nyawa Ibu
Sebelum memberi motivasi kepada anak-anak, terlebih dahulu kita sendiri memiliki pikiran positif. Awali dari diri orang tua dulu untuk taat peraturan dan berusaha mencegah penularan virus.
Siapkah anak-anak masuk sekolah setelah mendapat vaksin?
Semangat belajar
Terinsipirasi dari 1Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI