Mengalami pubertas di tahun 90-an datang dengan serangkaian keadaan dan hanya dipahami oleh anak-anak 90-an. Jika kita mengingatnya akan tersenyum sendiri. Ketika orang tua mengatakan, "Jangan bersentuhan dengan lawan jenis, nanti hamil!" dan kita akan molotot jika tidak sengaja kesenggol teman.
Pada era 90-an belum ada internet sebagai pusat informasi. Orang tua memberi penjelasan ngambang dan membingungkan. Tetapi, itulah tantangannya.
Masa pubertas sekarang
Mengalami masa pubertas pada masa 90-an dan menyaksikan masa sekarang, sama-sama rumitnya. Semua memiliki tantangan yang berbeda, serba membingungkan.
Sekarang anak-anak lebih bebas mencari informasi, terutama melalui internet. Anak-anak tidak akan percaya jika kita berkata, "Jangan keluar setelah magrib, nanti ada kelong!" mereka akan menjawab sesuai logika, "Kelong sekarang tidak ada, semua sudah terang dengan lampu."
Baca juga : KTP Remaja
Saya memiliki dua orang anak, keduanya menginjak remaja. Anak-anak memang unik, hingga saat ini tidak ada tantangan yang membuat jantung comot. Semuanya aman terkendali.
Saya pernah bertanya kepada anak perempuan, adakah yang naksir dirinya.
"Yang naksir ada, titip-titip salam gitu, tapi aku gak mau, iihhh."
"Kenapa ihh?"
"Gak boleh pacaran, Mah."
Namun, ketika saya mengajaknya bermain ke gunung bersama kedua temannya. Ada gerakan yang membuat saya kaget.