Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Anak Ingin Jadi Atlet, Berikut 2 Hal Penting yang Saya Lakukan!

8 Agustus 2021   06:31 Diperbarui: 8 Agustus 2021   20:24 2092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Han (kecil sendiri) dan teman-temannya sebelum kejuaraan dimulai/dokumen Sri Rohmatiah Djalil

Sejak terkilir, Han mau belajar renang, awalnya latihan privat di I-Club. Setelah perkenalan saya dengan Laila, Han, bergabung di klub renang, itu juga atas rekomendasi Laila dan ayahnya.

Foto Han latihan renang di klub (foto Sri Rohmatiah)
Foto Han latihan renang di klub (foto Sri Rohmatiah)

Untuk menjadi atlet, ada 2 hal yang saya lakukan

1. Daftarkan Anak ke klub

Banyak anak-anak yang memulai menjadi atlet dari klub olahraga, seperti Laila dan teman-temannya juga anak saya. Anak menjadi atlet ada dua sebab, sebab pertama keinginan orangtua dan sebab kedua keinginan anak itu sendiri. 

Jika keinginan orangtua, anak akan disiapkan sejak kecil, hingga anak itu mencintai olahraga yang dipilih orangtuanya, seperti Laila. Sedangkan putra saya, masuk klub kehendak sendiri.

Saya tidak menekankan dia untuk menjadi atlet renang, yang penting anak laki-laki harus memiliki kekuatan fisik, mental. Apapun alasan saya, antara Han dan Laila, sama-sama masuk klub untuk menjadi seorang atlet.

Dengan masuk klub olahraga, mengajarkan anak menjadi disiplin waktu. Kemampuan pun semakin hari semakin meningkat karena ada target yang harus dicapai anak. 

Putra saya termasuk baru di klubnya, tetapi semangatnya tinggi sekali. Di balik semangatnya, dia pernah mengalami pesimis dan ingin keluar dari klub. Penyebabnya, Han tidak nyaman dengan salah satu teman.

Pesimis dalam KBBI artinya orang yang bersikap atau berpandangan tidak mempunyai harapan baik (khawatir kalah, rugi, celaka, dan sebagainya); orang yang mudah putus (tipis) harapan.

Baca juga : Mengelola Emosi Anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun