Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Lelet? Begini Pengalaman Saya Menggunakan Internet Selama 17 Tahun

29 Juli 2021   11:01 Diperbarui: 3 Agustus 2021   19:08 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi grafik pengguna internet 1998-2020/foto via kompas.com

Setiap wifi antena, bisa digunakan sendiri, juga bisa keroyokan. Jika keroyokan memerlukan kabel tambahan. Untuk keperluan tambahan kabel, perlu diskusi, apakah ditanggung masing-masing pengguna atau dibagi bersama. Jika keroyokan, kecepatan wifi juga bagaimana? Hal ini perlu bertanya kepada provider.

3. Harga paket setiap bulannya

Ada banyak harga paket setiap bulannya, sesuai kecepatan internet. Misalnya ada yang 100 ribu, 200 ribu, 300 ribu. Semakin mahal tentu semakin cepat, wifi tidak lelet.

Untuk keroyokan biasanya bisa memilih paket yang berbeda. Si A bisa memilih paket 100 ribu, si C bisa memilih paket 300 ribu, tergantung kebutuhan dan kemampuan.

4. Garansi dan perawatan

Wifi antena, selain banyak keuntungan, tentu ada kekurangannya. Tiang antena rawan patah, walaupun ada jaminan piva besi kuat. Kendala lain adalah modem rusak, wifi lelet. Perlu kepastian, adakah petugas provaider yang siap datang ke rumah jika ada kendala. 

Saya pernah ada kendala, layanan whatApps baik, Cuma untuk datang memeriksa perangkat, ada petugas yang lelet seperti wifinya ada yang cepat. Mungkin karena kesibukan dan banyak yang harus dilayani.

Keluhan lain jika wifi antena adalah rawan terhadap petir. Jika mendung apalagi hujan wifi mati. Dalam hal ini perlu paket data.

Ilustrasi grafik pengguna internet 1998-2020/foto via kompas.com
Ilustrasi grafik pengguna internet 1998-2020/foto via kompas.com

Penggunaan internet dari tahun ke tahun semakin meningkat. Apalagi dengan kondisi sekarang, di mana masyarakat harus melakukan pekerjaan dari rumah, sekolah dari rumah. Permintaan pasang wifi pun semakin banyak. Namun, internet tidak hanya digunakan untuk bekerja dan sekolah saja.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, Sekertaris Jenderal APJII Henri Kasyfi mengatakan, "Alasan penggunaan internet ada lima alasan, paling tinggi sosial media 51,5 persen, alasan kedua komunikasi lewat pesan, alasan ketiga adalah games, alasan keempat masih games, dan alasan kelima belanja online." 

Untuk pulau Jawa, internet sudah merata ke seluruh desa, penggunanya pun tidak lagi orang tua dan urusan pekerjaan. Mereka pun menggunakan internet rata-rata 8 jam per hari. 

Contohnya saya, internet dipakai bekerja hanya beberapa menit saja setiap harinya, sisanya untuk main di media sosial. Sementara anak-anak lebih banyak main game daripada sekolah online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun