Kami pun tak pernah bertemu lagi, apa kabarmu Ci?Â
***
"Ada Cici di rumah!" kata Ibu lewat telepon seluler setelah 6 bulan aku tidak bertemu Cici.
"Bu, tahan Cici, aku segera pulang, tiga jam semoga nyampe rumah," pesanku pada Ibu.
Kotaku sekarang dengan rumah Ibu cukup jauh. Mungkin seperti kota Cici ke rumah Ibu. Bagaimana dia bisa menemukan rumah Ibu? Sementara selama kenal, aku belum pernah mengajaknya ke rumah.Â
Tiga jam dalam bus kota rasanya lama sekali, aku khawatir, Ibu tidak bisa menahan Cici.
Rindu ini sudah berat, tetapi, apa daya. Ohh Ci ... Andai kamu tahu sebenarnya.
"Setia ... tega sekali kamu telah menyakiti hati Cici, Ibu sudah bilang jika akan menikah dengan wanita pilihan pamanmu, bicara dulu sama Cici. Kalau kamu bicara tidak mungkin wanita ini mencari kamu,"Â
Itulah kata-kata Ibu ketika aku baru tiba. Nampak mata Cici sembab. Ibu sudah cerita banyak tentang pernikahanku yang baru berumur satu pekan.Â
Tanpa mencopot sepatu aku hampiri gadis yang menunduk . Ingin  memeluk untuk pertama dan terakhir. Namun, Ibu menggeret tanganku yang kaku.