Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Empat Tips Mengatur Keuangan Saat Ramadan

18 April 2021   13:12 Diperbarui: 18 April 2021   13:24 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengatur keuangan mungkin terasa membingungkan. Terutama pada bulan Ramadan. Pengeluaran seringkali membengkak karena kita kalap dalam hal berbelanja. Sementara pemasukan atau gaji tidak ada kenaikan. Apalagi masa pandemi yang masih melanda. 

Masa pandemi kedua adalah masa pemulihan perekonomian. Para pengusaha kecil mulai merintis kembali usahanya yang sempat gulung tikar. Kita sebagai ibu rumah tangga juga harus pandai mengatur keuangan yang diamanatkan suami.  

Sebelum isi dompet ludes dan utang ke sana-sini, kita diam sejenak untuk memikirkan keuangan yuu!

Sebenarnya yang dimakan di bulan Ramadan dan bulan lain, sama. Kita jajan, beli buah, masak sayur. Bahkan kalau dipikir secara logika bulan Ramadan harusnya lebih irit karena makan hanya dua kali. Namun, kenapa banyak ibu-ibu yang mengeluh "jebol." Utang ke sana ke sini. Ke sini bukan ke saya ya.

Saya ambil contoh dari kehidupan pribadi. Sebagai ibu rumah tangga saya tidak diberi 100% gaji dari suami. 50% diberikan untuk belanja bulanan. Bulan Ramadan walaupun banyak pengeluaran tak terduga, tidak ada tambahan uang belanja. Di sini harus cerdas menyiasati supaya cukup hingga lebaran tiba.

Saya akan berbagi tips mengatur keuangan berdasarkan pengalaman pribadi. Namun, mengelolaan uang yang lebih baik dimulai dengan kesadaran pengeluaran.

  • Pertama, membuat daftar keuangan belanja

Menulis daftar keuangan dirasa sangat sulit dan ruwet jelimet. Namun, hal ini untuk menghindari jebolnya keuangan kita.

Daftar belanja bisa dimulai dari kebutuhan pokok, seperti minyak, terigu, gula, beras, gas. Barang-barang tersebut bisa distok untuk satu bulan, tetapi, ingat hanya satu bulan. Jadi tidak perlu banyak-banyak. Jika tidak memungkinkan stok satu bulan. Bisa kita stok untuk satu pekan. Jika masih tidak mungkin, bisa stok harian. Sesuaikan saja dengan pemasukan suami

Sebagai ibu rumah tangga, saya yakin sudah paham berapa liter setiap bulannya keluarga memerlukan beras. Untuk Ramadan bisa dikurangi karena makan biasanya berkurang. Bisa dimasukkan ke anggaran makanan lain seperti tajil.

  • Kedua, prioritaskan yang penting

Tidak perlu panik belanja stok makanan untuk satu bulan kecuali seperti sabun. Setiap pagi kita bisa belanja, tetapi penting kiranya mendahulukan kebutuhan pokok.

Ada yang unik di desa tempat saya tinggal. Mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Dalam artian musiman. Ketika musim sawah, semua bekerja dan hasil dari sawah mereka simpan dalam bentuk gabah.

Setiap pagi menukar beras dengan bahan makanan lain. Tidak masalah selama ada kesepakatan antara penjual dan pembeli. Namun tetap harus mendahulukan yang penting.

Pada umumnya warga banyak yang menanam sayuran sendiri di pekarangan rumah,  tegal/kebun atau galengan sawah. Hal ini bisa membantu menekan pengeluaran.

  • Ketiga, lihat masa lalu

Berkaca pada masa lalu bukan perihal kencan yang gagal saja. Namun, masalah keuangan juga wajib. Masa lalu mungkin kita pernah terlilit utang karena terlalu boros membeli hal-hal yang tidak penting atau pemasukan yang berkurang.

Dengan berkaca ke masa lalu, kita akan lebih teratur dalam membelanjakan uang. Belajar dari masa lalu, kita akan membatasi memasak. Mungkin dulu kita pernah masak terlalu banyak. Ramadan sekarang dikurangi. Masak secukupnya akan menekan pengeluaran.

  • Keempat, komunikasi dengan pasangan

Memang bukan sesuatu yang romantis berbicara keuangan dengan pasangan. Sebagian suami akan menyerahkan semuanya kepada istri perihal keuangan. Namun, tidak ada salahnya membicarakan keuangan terutama pengeluaran rutin dengan pasangan akan membuat pasangan paham.

Jika pemasukan berkurang, kita komunikasikan dengan pasangan. Ramadan sekarang bisa memperbaikinya dengan kerja sampingan, Berjualan makanan tajil seperti bubur kacang ijo, aneka es, aneka sayur adalah ide bagus.

Setiap keluarga memiliki cara yang berbeda dalam mengatur keuangan saat Ramadan. Hal ini tergantung dari kesepakatan dengan pasangan dan kondisi keuangan masing-masing. Tetap siapkan anggaran untuk infak, sodaqah, zakat dan amal lainnya sebagai bekal kita di akhirat. Uang yang kita keluarkan untuk ibadah, insya Allah tidak akan berkurang.

Selamat mengatur keuangan dengan cerdas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun