Setiap pagi menukar beras dengan bahan makanan lain. Tidak masalah selama ada kesepakatan antara penjual dan pembeli. Namun tetap harus mendahulukan yang penting.
Pada umumnya warga banyak yang menanam sayuran sendiri di pekarangan rumah, Â tegal/kebun atau galengan sawah. Hal ini bisa membantu menekan pengeluaran.
- Ketiga, lihat masa lalu
Berkaca pada masa lalu bukan perihal kencan yang gagal saja. Namun, masalah keuangan juga wajib. Masa lalu mungkin kita pernah terlilit utang karena terlalu boros membeli hal-hal yang tidak penting atau pemasukan yang berkurang.
Dengan berkaca ke masa lalu, kita akan lebih teratur dalam membelanjakan uang. Belajar dari masa lalu, kita akan membatasi memasak. Mungkin dulu kita pernah masak terlalu banyak. Ramadan sekarang dikurangi. Masak secukupnya akan menekan pengeluaran.
- Keempat, komunikasi dengan pasangan
Memang bukan sesuatu yang romantis berbicara keuangan dengan pasangan. Sebagian suami akan menyerahkan semuanya kepada istri perihal keuangan. Namun, tidak ada salahnya membicarakan keuangan terutama pengeluaran rutin dengan pasangan akan membuat pasangan paham.
Jika pemasukan berkurang, kita komunikasikan dengan pasangan. Ramadan sekarang bisa memperbaikinya dengan kerja sampingan, Berjualan makanan tajil seperti bubur kacang ijo, aneka es, aneka sayur adalah ide bagus.
Setiap keluarga memiliki cara yang berbeda dalam mengatur keuangan saat Ramadan. Hal ini tergantung dari kesepakatan dengan pasangan dan kondisi keuangan masing-masing. Tetap siapkan anggaran untuk infak, sodaqah, zakat dan amal lainnya sebagai bekal kita di akhirat. Uang yang kita keluarkan untuk ibadah, insya Allah tidak akan berkurang.
Selamat mengatur keuangan dengan cerdas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H