Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Inilah 7 Kesalahan Penulis Pemula Ketika Menulis

7 Februari 2021   13:54 Diperbarui: 7 Februari 2021   14:12 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, Mempersulit Diri Sendiri

Untuk memulai menulis kerap kali kita ragu apakah tulisan salah atau benar. Selalu ingin tahu apa kesalahan dari tulisan, seperti yang sering aku lakukan ketika menulis dan posting di grup. Apa kesalahan, tolong krtik dan sarannya.

Banyak di antara kita ketika mendapat saran dan kritik tidak melanjutkan menulis, istilahnya adalah pundung atau menyerah. Ada pepatah mengatakan "Bisa karena terbiasa". Begitu juga dengan menulis, ketika kita sering latihan menulis, lama kelamaan akan terbiasa. Pikirkan bahwa aku adalah anak kecil yang baru belajar jalan, dengan latihan jalan satu langkah, dua langkah, selanjutnya akan seribu langkah.

"Sebagai penulis pemula, yang harus Anda lakukan adalah terus belajar, terus berlatih, disiplin dengan alokasi waktu yang telah Anda tetapkan untuk menulis setiap hari. Berhentilah bertanya tentang kesalahan menulis, karena Anda harus menghasilkan karya tulis terlebih dahulu, untuk mengetahui kesalahan yang mungkin terjadi,"  (Pak Cahyadi, ruangmenulis.id)

Kedua, Merendahkan Diri Sendiri

Aku sering membaca hasil karya penulis hebat, timbul pikiran negatif bahwa aku tidak bisa menulis seperti mereka. Menyerah sebelum mencoba. Yang sering terjadi kepada sebagian orang termasuk aku. Menganggap menulis itu susah, pada akhirnya tidak akan nulis-nulis.

Menganggap diri tidak bisa menulis dan tidak bisa sukses, sama saja dengan merendahkan diri sendiri, sifat pesimis ini akan menghambat keberhasilan kita.

Ketiga, Tekad Kurang Kuat

Memulai sesuatu tentu dengan niat lalu bulatkan niat tersebut dengan tekad, bahwa kita akan menulis. Sebelum masuk Kelas Menulis, aku memiliki niat untuk belajar dan menulis, tetapi hanya diucapkan dibibir dan hati. Akhirnya tidak ada karya yang dihasilkan.

Dalam tulisannya Pak Cah mengatakan, "Mbak Naning Pranoto dalam buku "24 Jam Memahami Creative Writing" (2011) menyatakan, modal utama penulis bukanlah bakat, namun tekad."

Orang sukses tidak ada yang instan, semua butuh proses. Mie instan saja tidak langsung disantap lezat, harus ada proses memasak. Jadi jangan takut naskah kita ditolak penerbit. Banyak penulis hebat dulunya merasakan ditolak oleh penerbit.

Keempat, Menunggu Mood

Menunggu mood sering kali menjadi alasan sebagian orang termasuk aku. Ketika mood datang baru menulis, jika tidak, ya tidak menulis. Sayang sekali si mood selalu jadi tersangka dalam kemalasan.

Menunggu mood, Pak Cah mencontohkan istilah menunggu pada saat Ramadan datang. "Menunggu waktu berbuka kita lakukan dengan berbagai macam aktivitas positif. Ada yang tadarus, ada yang mengikuti kajian keilmuan, ada yang membaca buku, ada yang menyiapkan menu berbuka untuk keluarga, dan lain sebagainya. Jadi bukan menunggu adzan Maghrib sambil duduk bengong tidak ngapa-ngapain. Menunggu saat berbuka dilakukan dengan berbagai aktivitas yang menyibukkan plus berpahala."  (Pak Cahyadi, ruangmenulis.id)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun