Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita Rakyat Dewi Sri Mengandung Filosofi Hidup, "Semakin Berisi, Semakin Merunduk"

10 Januari 2021   16:31 Diperbarui: 10 Januari 2021   16:32 6378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dokumen pribadi

Di atas pusaranya terjadi keanehan seperti amanatnya ketika hendak meninggal.


"Bila tiba saatnya nanti aku meninggal dunia dan bila kelak aku sudah dikuburkan, maka jangan heran jika terdapat suatu keanehan-keanehan pada pusaraku." 

Di atas pusara Dewi Sri tumbuh bermacam-macam tanaman, termasuk tumbuhan yang sangat aneh dan belum diketahui namanya pada saat itu. Pusara Dewi Sri dan tanaman disekitar pusara dirawat oleh seorang kakek nenek, hingga berbuah.

Karena ketekunan si kakek selama enam bulan, tanaman aneh tersebut lama kelamaan menjadi kuning dan berisi, sehingga buah yang setangkai itu merunduk karena beratnya.

Atas izin dari dari Hiang Dewanata, pohon itu ditebang dan butiran-butiran buah ditanam kembali oleh si kakek. Hingga tanpa terasa tanaman aneh tersebut tumbuh sangat banyak dan berbuah banyak pula. Si kakek sukar membaeri nama tanaman tersebut, akhirnya dipilihlah satu nama yakni Pare. Dalam bahasa Sunda, sikap sulit mengambil keputusan disebut "Paparelean".
Kisah kakek dan nenek yang tekun merawat tanaman di pusara. Ketekunannya dan kesabarannya, bisa membuahkan hasil. Tanaman itu hingga sekarang bermanfaat dan menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia.

Kita ingat kan filosofi padi? "Semakin berisi, semakin merunduk."

Filsafah ini sudah sering kita dengar sejak kecil, maksudnya adalah kita jangan sombong, wong kita hanya manusia biasa. Semoga bermanfaat.

Sumber ceritasato.blogspot.com/2018

10 Januari 2021

Sri Rohmatiah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun