Mohon tunggu...
Sri Ramayanti
Sri Ramayanti Mohon Tunggu... لا تحزن ان الله معنا -

Ketika Kamu Jatuh Jangan Tetap dibawah Jatuh bukan Berarti Kalah, itu Hanya Berarti Kamu Harus Bangkit dan kembali Mencoba

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Problematika "Hastag 2019 Ganti Presiden" dalam Pandangan Islam

11 Desember 2018   08:45 Diperbarui: 11 Desember 2018   10:52 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Belakangan ini sejumlah daerah mengalami konflik antara masyarakat  pendukung dan penolak gerakan  #2019gantipresiden. Aparat keamanan pun sampai harus membubarkan atau membatalkan kegiatan ini untuk menekan potensi konflik yang berkepanjangan di dalam masyarakat. 

Gerakan ini seperti koin dengan dua sisi berbeda, ada pihak yang menganggap gerakan ini sebagai ekspresi politik wajar, disisi lain, ada pihak yang melihat gerakan ini cenderung mengkhawatirkan.

Contohnya deklarasi  #2019gantipresiden di Surabaya, minggu (26/8/2018) dibubarkan ratusan massa dari berbagai elemen yang menolak adanya deklarasi ganti  presiden di Surabaya. 

Massa dua kubu sempat berhadap-hadapan dan nyaris beradu fisik didepan gedung DPRD provinsi jawa timur, dijalan indrapura, Surabaya, namun berhasil dibubarkan polisi. Meski polisi tidak mengeluarkan izin, gerakan "2019GantiPresiden" tetap dilakukan.

Dalam pandangan islam dapat kita kaitkan dengan hadist dibawah ini tantang anjuran taat kepada pemimpin:

73.1/6604. bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang mentaatiku berarti ia mentaati Allah, sebaliknya barangsiapa membangkang terhadapku, ia membangkang Allah, dan barangsiapa mentaatiku amirku berarti ia mentaatiku, dan barangsiapa membangkang amirku, berarti ia membangkang terhadapku." (HR. BUKHARI dan MUSLIM 34.29/3417)

73.8/6611. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "mendengar dan taat adalah wajib bagi setiap muslim, baik yang ia sukai maupun yang tidak ia sukai, selama ia tidak diperintahkan melakukan kemaksiatan, adapun jika ia diperintahkan melakukan maksiat, maka tidak ada hak mendengar dan menaati." (HR. BUKHARI DAN MUSLIM34.35/3423.)

Jadi pandangan islam terhadap #2019gantipresiden dan dikaitkan dari hadist diatas  bahwasanya kita diwajibkan untuk mentaati para pemimpin kita karena taat kepada pemimpin merupakan cerminan dari ketaatan kita kepada nabi muhammad dan kepada Allah SWT.  

Atas dasar itu, ketaatan kepada pemimpin merupakan keniscayaan bagi tegaknya dan keutuhan suatu Negara. Bahkan, dasar dari ketertiban dan keteraturan adalah ketaatan. 

Dari ibnu umar, ia berkata: saya mendengar rasulullah SAW bersabda: "barangsiapa yang melepaskan tangannya dari ketaatan, maka kelak di hari akhir ia akan bertemu dengan Allah SWT tanpa memiliki hujjah, barangsiapa mati, sedangkan di lehernya tidak ada bai'at maka, matinya seperti mati jahiliyyah." (HR.Muslim)

diasibukkerja-vs-2019gantipresiden-780x405-5c0f3429bde57557af1e28f8.jpg
diasibukkerja-vs-2019gantipresiden-780x405-5c0f3429bde57557af1e28f8.jpg
Namun #2019gantipresiden memberikan pengaruh atau opini terhadap netizen atau masyarakat awam yang hanya menilai luarnya saja tanpa tau isi nya, yang berangapan bahwa hastag 2019 ganti presiden mengandung makna yang bersifat politis hal ini membuat rasa ketaatan rakyat kepada pemimpin berkurang.

Namun disisi lain juga ada batas kewajiban taat kepada pemimpin yaitu  ketaatan kepada ulil amri tidak mutlak, namun bersyarat. ialah  selama bukan dalam perkara maksiat maka jika pemimpin menyuruh rakyatnya berbuat maksiat seperti minum khomr, riba, buka aurat dan sebagainya maka tidak ada kewajiban untuk taat.

Selagi kita tidak diperintahkan untuk berbuat maksiat kita mempunyai kewajiban untuk mentaati seorang pemimpin. Maka hendaklah kita selalu mendoakan pemimpin kita, baik kita menyukai atau tidak menyukai pemimpin tersebut sebagaimana disebutkan dalam hadist diatas dan bukan mencelanya atau menghinanya.

Karena doa kebaikan kita kepada mereka merupakan sebab mereka menjadi baik sehingga kita juga akan ikut baik.ingatlah pula bahwa doa seseorang kepada saudaranya dalam keadaan saudaranya tidak mengetahuinya adalah salah satu doa yang terkabulkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun