Â
Belakangan ini sejumlah daerah mengalami konflik antara masyarakat  pendukung dan penolak gerakan  #2019gantipresiden. Aparat keamanan pun sampai harus membubarkan atau membatalkan kegiatan ini untuk menekan potensi konflik yang berkepanjangan di dalam masyarakat.Â
Gerakan ini seperti koin dengan dua sisi berbeda, ada pihak yang menganggap gerakan ini sebagai ekspresi politik wajar, disisi lain, ada pihak yang melihat gerakan ini cenderung mengkhawatirkan.
Contohnya deklarasi  #2019gantipresiden di Surabaya, minggu (26/8/2018) dibubarkan ratusan massa dari berbagai elemen yang menolak adanya deklarasi ganti  presiden di Surabaya.Â
Massa dua kubu sempat berhadap-hadapan dan nyaris beradu fisik didepan gedung DPRD provinsi jawa timur, dijalan indrapura, Surabaya, namun berhasil dibubarkan polisi. Meski polisi tidak mengeluarkan izin, gerakan "2019GantiPresiden" tetap dilakukan.
Dalam pandangan islam dapat kita kaitkan dengan hadist dibawah ini tantang anjuran taat kepada pemimpin:
73.1/6604. bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang mentaatiku berarti ia mentaati Allah, sebaliknya barangsiapa membangkang terhadapku, ia membangkang Allah, dan barangsiapa mentaatiku amirku berarti ia mentaatiku, dan barangsiapa membangkang amirku, berarti ia membangkang terhadapku." (HR. BUKHARI dan MUSLIM 34.29/3417)
73.8/6611. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "mendengar dan taat adalah wajib bagi setiap muslim, baik yang ia sukai maupun yang tidak ia sukai, selama ia tidak diperintahkan melakukan kemaksiatan, adapun jika ia diperintahkan melakukan maksiat, maka tidak ada hak mendengar dan menaati." (HR. BUKHARI DAN MUSLIM34.35/3423.)
Jadi pandangan islam terhadap #2019gantipresiden dan dikaitkan dari hadist diatas  bahwasanya kita diwajibkan untuk mentaati para pemimpin kita karena taat kepada pemimpin merupakan cerminan dari ketaatan kita kepada nabi muhammad dan kepada Allah SWT. Â
Atas dasar itu, ketaatan kepada pemimpin merupakan keniscayaan bagi tegaknya dan keutuhan suatu Negara. Bahkan, dasar dari ketertiban dan keteraturan adalah ketaatan.Â
Dari ibnu umar, ia berkata: saya mendengar rasulullah SAW bersabda: "barangsiapa yang melepaskan tangannya dari ketaatan, maka kelak di hari akhir ia akan bertemu dengan Allah SWT tanpa memiliki hujjah, barangsiapa mati, sedangkan di lehernya tidak ada bai'at maka, matinya seperti mati jahiliyyah." (HR.Muslim)