Contoh: Mengapa siswa di daerah tertentu lebih rentan putus sekolah
- 3. Metode Pengumpulan Data
- Kuantitatif:
- Survei dengan kuesioner terstruktur.
- Analisis data sekunder (misalnya, laporan statistik pemerintah).
- Tes standar atau evaluasi berbasis angka.
- Kualitatif:
- Wawancara mendalam.
- Diskusi kelompok
- Observasi langsung di lapangan.
- 4. Teknik Analisis
- Kuantitatif:
- Menggunakan perangkat statistik seperti regresi, analisis korelasi, atau penghitungan rata-rata.
- Hasil berupa grafik, tabel, atau persentase.
- Contoh: “80% sekolah di daerah pedalaman kekurangan fasilitas teknologi.”
- Kualitatif:
- Menggunakan analisis tematik, pengkodean data, atau narasi deskriptif.
- Hasil berupa penjelasan mendalam dan pola dari data.
- Contoh: “Guru di daerah pedalaman merasa kurang didukung secara profesional karena tidak ada pelatihan.”
- 5. Kelebihan
- Kuantitatif:
- Memberikan gambaran umum dengan skala besar.
- Data lebih mudah dibandingkan antar wilayah atau waktu.
- Kualitatif:
- Memberikan wawasan mendalam tentang latar belakang masalah.
- Lebih fleksibel dan sensitif terhadap konteks lokal.
- 6. Kekurangan
- Kuantitatif:
- Cenderung mengabaikan konteks sosial dan budaya.
- Tidak menjelaskan alasan di balik data.
- Kualitatif:
- Tidak dapat digeneralisasi ke populasi yang lebih luas.
- Memakan waktu lebih lama untuk pengumpulan dan analisis.
- Contoh Penerapan di Sektor Pendidikan
- 1. Kuantitatif:
- Menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dan prestasi siswa.
- Menghitung rasio siswa-guru di berbagai wilayah
- 2. Kualitatif:
- Mengeksplorasi pengalaman siswa yang putus sekolah melalui wawancara.
- Memahami persepsi guru terhadap perubahan kurikulum melalui diskusi kelompok.
- Kesimpulan
- Analisis Kuantitatif cocok untuk memahami "seberapa besar" masalah terjadi.
- Analisis Kualitatif lebih tepat untuk menjawab "mengapa" dan "bagaimana" masalah tersebut muncul.
- Kedua pendekatan sering digunakan secara komplementer untuk mendapatkan gambaran yang lebih holistik tentang sektor pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!