Mohon tunggu...
Sri Rahayuni
Sri Rahayuni Mohon Tunggu... Guru - Womanprener

Aku berfikir maka aku berdzikir

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku "31 Sebab Lemahnya Iman"

19 Februari 2020   21:35 Diperbarui: 19 Februari 2020   21:56 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. Perpustakaan Pribadi Nde

Beberapa pekan lalu saya pernah berdiskusi dengan kawan saya yang penganut Islam Syiah,kita berdialog panjang definisi iman dan makna beribadah yang sesungguhnya. 

Sehingga menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi saya yang mengaku Islam Nahdatul Ulama, jangan-jangan Islam saya hanya kultural atau hanya Taqlid, tidak mengetahui secara mendalam bagaimana Dasar Hukum dan Sebab-sebab suatu hukum ditetapkan. Rasa toleransi yang saya miliki membuat saya tidak risih bergaul dengan siapapun,  mengambil ilmu dari siapapun, karena mencari ilmu itu bukan dilihat dari siapa yang menyampaikan tapi apa yang disampaikannya. 

Saya begitu kagum dengan kawan saya yang mengetahui selukbeluk Islam Syiah dari mulai sejarah sampai pada akhirnya dia memutuskan untuk menganut faham syiah. Hingga dari diskusi ini mendorong saya untuk lebih mengkaji lagi tentang buku-buku Islam, perkara apa saja yang membuat runtuhnya Iman dan kokohnya Islam. 

Kebetulan dilemari perpustakaan saya ada beberapa buku Islam yang belum saya baca, dan saya menemukan buku yang berjudul 31 sebab lemahnya Iman, barangkali buku ini bisa menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam diri saya.

Buku ini akan saya terjemahkan menurut bahasa saya sendiri, buku yang sangat sederhana, mungil dan hanya berisikan 176 Halaman. Buku karya Husaen Muhammad Syamir ini memberikan wejangan tentang sebab musabab lemahnya iman seseorang.

Kritik saya terhadap isi buku ini, buku ini sangat to the point, langsung membahas ke inti tidak ada pengantar tentang definisi iman misalnya.

Padahal yang menjadi kegelisahan diri saya saat ini yaitu tentang cara umat islam beribadah. Tidak maksud meninggikan hati, dengan segala kerendahan hati saya, termasuk kekurangan ilmu saya, terkadang saya melihat penomena beberapa manusia disekeliling saya yang dengan santuynya mereka meninggalkan shalat. 

Saya selalu penasaran ingin mengajak berdiskusi dengan orang yang seperti itu, jika tidak dengan shalat bagaimana cara dia beribadah terhadap Tuhannya. Tidak menjadi manusia munafik, dengan kelemahan iman yang saya miliki saya juga mengakui Di satu moment terkadang saya pernah terbawa arus jika salah bergaul, saya ikut-ikutan menunda waktu shalat, tapi jika itu terlewat saya tetap selalu menggantinya dengan qada, karena bagi saya solat itu adalah kebutuhan, dan jika meninggalkan maka saya berhutang pada Tuhan.

Jadi terbesit beberapa pertanyaan bagaimana manusia tersebut mengimani dirinya sendiri sebagai hamba? Kenapa masih banyak penomena yang mengaku Islam namun kurang beriman?bagaimana definisi iman yang sebenarnya? Apakah mereka yang hanya mengimani cukup dalam hati saja? Tanpa harus melakukan ritual peribadatan yang diajarkan oleh syara? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu sungguh sangat mengganggu pikiran saya.

Untuk pengantar saya hanya bisa mencurahkan kegelisahan, bukan substansi dari teori yang saya ketahui,mohon maaf jika tulisan ini kurang berbobot.

Jadi, apa saja sebab-sebab lemahnya iman? Mari kita kupas satu persatu.

1. Kurang ikhlas
Ikhlas adalah dimana pujian dan hinaan manusia sama nilainya disisimu, dan kesepadanan antara yang lahir dan yang batiin pada dirimu. Maksud dari point ini bahwa apapun yang kita kerjakan semata-mata hus karena Allah. seberapapun banyaknya rita ibadah yang kita lakukan tapi bukan karena Allah maka hal ini akan merusak keimanan yang telah kita tanam.

2. Konsistensi Emosional
Terkadang manusia selalu tenggelam didalam lautan emosi hingga tidak memiliki sikap bijaksana yang menyebabkan kemandulan dalam berpikir. Hal terpenting dalam sikap konsistensi adalah adanya kemauan kuat, kesadaran tota dan adanya kemauan keras dalam menjalankan ibadah. Hal ini harus ditanamkan dalam akal yang sehat.

3. Kecenderungan pada apa yang telah berlalu
Ketika seseorang hendak bersikap konsisten, ia pasti merasakan suatu perpindahan dalam hidupnya, dimana,masalalu ia hidup penuh maksiat, disini ia akan berhijrah dari masalalunya. 

Akan tetapi pada masa-masa tertentu ia teringat pada masalalunya yang kelam, penuh dengan keglamoran, kemudian ia melepaskan tali kekang pikirannya untuk menelusuri masalalu pada ingatannya, sikap semacam ini secara tidak langsung telah memberi peluang kepada setan untuk melancarkan serangan tipu daya serta bermain dengannya, hingga ia berpikir untuk kembali kepada masalalunya.

4. Minimnya Pendidikan Mental
Yang dimaksud pendidikan mental disini adalah didikan seorang kepada dirinya sendiri untuk selalu berbuat baik dan mengarah kepada arahan syari yang benar dan sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia.

5. Dangkalnya pemahaman tentang arti ibadah
Ibadah adalah nama bagi segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridaiNya berupa perbuatan dan perkataan lahir maupun batin (Ibnu Taimiyah). Jika manusia membatasi pemahaman Agama hanya sebatas ibadah-ibadah tertentu yang dilakukan secara ritual resmi (seperti shalat, haji), maka hal ini merupakan sikap keras kepala dan kesalahan fatal. 

Dan orang yang berpahaman demikian akan selalu merasakan kelesuan, kemalasan dan kejenuhan dalam beribadah. Sehingga kondisinya akan melemah, sedangkan arti ibadah itu sendiri adalah konsisten dalam melaksanakan perintah Allah.

Terlalu banyak jika harus saya sebutkan semuanya, tulisan ini belum tuntas untuk mengetahui point 6 sampai 31 kita tunggu ditulisan berikutnya. Semoga bisa bermanfaat dan menyadarkan orang yang sedang mencari hidayah.

Nende Sri Rahayuni
Tasikmalaya, Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun