Mohon tunggu...
Sri Rahayuni
Sri Rahayuni Mohon Tunggu... Guru - Womanprener

Aku berfikir maka aku berdzikir

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku "31 Sebab Lemahnya Iman"

19 Februari 2020   21:35 Diperbarui: 19 Februari 2020   21:56 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. Perpustakaan Pribadi Nde

1. Kurang ikhlas
Ikhlas adalah dimana pujian dan hinaan manusia sama nilainya disisimu, dan kesepadanan antara yang lahir dan yang batiin pada dirimu. Maksud dari point ini bahwa apapun yang kita kerjakan semata-mata hus karena Allah. seberapapun banyaknya rita ibadah yang kita lakukan tapi bukan karena Allah maka hal ini akan merusak keimanan yang telah kita tanam.

2. Konsistensi Emosional
Terkadang manusia selalu tenggelam didalam lautan emosi hingga tidak memiliki sikap bijaksana yang menyebabkan kemandulan dalam berpikir. Hal terpenting dalam sikap konsistensi adalah adanya kemauan kuat, kesadaran tota dan adanya kemauan keras dalam menjalankan ibadah. Hal ini harus ditanamkan dalam akal yang sehat.

3. Kecenderungan pada apa yang telah berlalu
Ketika seseorang hendak bersikap konsisten, ia pasti merasakan suatu perpindahan dalam hidupnya, dimana,masalalu ia hidup penuh maksiat, disini ia akan berhijrah dari masalalunya. 

Akan tetapi pada masa-masa tertentu ia teringat pada masalalunya yang kelam, penuh dengan keglamoran, kemudian ia melepaskan tali kekang pikirannya untuk menelusuri masalalu pada ingatannya, sikap semacam ini secara tidak langsung telah memberi peluang kepada setan untuk melancarkan serangan tipu daya serta bermain dengannya, hingga ia berpikir untuk kembali kepada masalalunya.

4. Minimnya Pendidikan Mental
Yang dimaksud pendidikan mental disini adalah didikan seorang kepada dirinya sendiri untuk selalu berbuat baik dan mengarah kepada arahan syari yang benar dan sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia.

5. Dangkalnya pemahaman tentang arti ibadah
Ibadah adalah nama bagi segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridaiNya berupa perbuatan dan perkataan lahir maupun batin (Ibnu Taimiyah). Jika manusia membatasi pemahaman Agama hanya sebatas ibadah-ibadah tertentu yang dilakukan secara ritual resmi (seperti shalat, haji), maka hal ini merupakan sikap keras kepala dan kesalahan fatal. 

Dan orang yang berpahaman demikian akan selalu merasakan kelesuan, kemalasan dan kejenuhan dalam beribadah. Sehingga kondisinya akan melemah, sedangkan arti ibadah itu sendiri adalah konsisten dalam melaksanakan perintah Allah.

Terlalu banyak jika harus saya sebutkan semuanya, tulisan ini belum tuntas untuk mengetahui point 6 sampai 31 kita tunggu ditulisan berikutnya. Semoga bisa bermanfaat dan menyadarkan orang yang sedang mencari hidayah.

Nende Sri Rahayuni
Tasikmalaya, Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun