The  Children's Train atau dalam bahasa Italia Il Treno Dei Bambini merupakan film Italia produksi Netflix. Ini merupakan kali pertama saya menonton film dari Negara yang terkenal dengan menara Pisanya. Film ini diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Viola Ardone dan disutradarai oleh Cristina Comencini. Film ini dibintangi oleh Serena Rossi sebagai Antoneitta, Christian Cevrone sebagai Amerigo, Barbara Ronchi sebagai Derna dan masih banyak lagi.
Jujur saja saya awalnya iseng-iseng saja karena film ini masuk dalam top 10 di Indonesia. Jadi saya pun tertarik untuk menontonnya karena masuk top 10 berarti film ini menarik banyak penonton. Film ini berlatar tahun 1946 yaitu pasca perang dunia.
Saya pun akhirnya menontonnya. Karena ini baru pertama menonton film dengan bahasa Italia, jadi terdengar cukup aneh dan asing di telinga saya. Namun lama kelamaan saya mulai terbiasa dan bisa menikmati filmnya.
Film ini mengisahkan tentang anak bernama Amerigo Speranza yang baru berusia 8 tahun. Ia tinggal bersama ibunya bernama Antoneitta di sebuah kota bernama Napoli. Mereka harus hidup kekurangan akibat perang dunia. Kehidupan mereka benar-benar memprihatinkan.
Sebagai seorang ibu tunggal, Antoneitta kesulitan membesarkan anaknya, Amerigo. Ia begitu menyayanginya namun tidak tahu bagaimana menunjukkannya.Â
Suatu hari ada kabar tentang program anak-anak kereta. Di mana anak-anak dari selatan akan dikirimkan ke utara di musim dingin agar mereka bisa mendapatkan kehidupan yang layak dan bisa menikmati musim dingin dengan hangat. Antoneitta pun berminat untuk mengirim Amerigo ke sana. Karena di sana ia akan mendapat kehidupan yang layak dan tidak kekurangan.Â
Perjalanan ke utara pun tiba dan kehidupan di utara pun dimulai
Hari keberangkatan pun tiba. Anak-anak diantar oleh orangtua mereke ke stasiun untuk naik kereta yang akan membawa mereka ke utara. Anak-anak terlihat begitu antusias. Karena sebelum berangkat mereka diberi pakaian yang bagus dan hangat.
Sebelum hari keberangkatan itu, ada rumor beredar bahwa anak-anak yang dikirim ke sana akan dimasukkan ke dalam oven atau menjadi makanan hewan buas. Hal tersebut membuat anak-anak takut. Namun Madelline yang membawa anak-anak menjelaskan bahwa hal tersebut tidak benar.Â
Para orangtua pun sempat ragu sebelum keberangkatan, namun Madelline meyakinkan dan bersumpah bahwa anak-anak akan mendapat kehidupan yang lebih baik di sana. Mereka pun percaya dan peluit kereta berbunyi. Para orangtua harus melepaskan anak-anak mereka.Â